jump to navigation

FARDAN ADZHABU 28 Februari 2009

Posted by ibnu_taheer in Notes.
Tags: , , ,
add a comment

FARDAN ADZHABU

Dengan langkah tergesa-gesa seorang pemuda berjalan menyusuri gang becek suatu pemukiman warga. Sunyi. Tak terdengar suara apapun kecuali gesekan sayap-sayap jangkrik, menimbulkan irama nada bersahutan di antara sekian banyak kawannya. Hawa dingin malam dan rintik hujan tak menyurutkan laju kaki lelaki itu untuk secepatnya sampai di rumahnya.
“Andai aku tak sendirian, pasti aku tak setakut ini”. Gumamnya. Suara dengkur burung hantu membangunkan bulu kuduknya serasa menusuk di setiap celah-celah kain kaos dalamnya yang telah basah.
“Jamal!”. Terdengar suara memanggilnya. Spontan pemuda itu terkejut, buyar sudah pandangan kosong di balik rasa takutnya. Diapun menoleh ke belakang. Pak Toni mendekatinya. Ternyata sejak tadi beliau membuntuti dari ujung gang yang dilalui keponakannya tersebut.
“Kok sendirian, Mal?”. Tanya pamannya.
“Ya, Pak Lik. Tadi habis dari ngopi di warung Mbak Sri”. Jawabnya sambil bersalaman dan mencium tangan adik ipar ayahnya tersebut. “Tadi nunggu hujan reda, eh malah kemalaman”. Jamal melanjutkan kalimatnya.
“Syukurlah, Allah swt telah mendengar doa kita. Semoga Dia menurunkannya sebagai rahmat. Inilah salah satu wujud kasih sayang -yang Dia berikan- kepada hamba yang selalu taat dan bertakwa kepada-Nya”. Pak Toni menasihati. Jamalpun mengangguk dan mengamininya.
Sejak awal bulan Desember lalu, hujan sudah mulai turun. Sepertinya musim kemarau akan segera berakhir. Hari ini pun guyuran air hujan sangat lebat, membasahi setiap sudut tanah pedesaan seperti minggu-minggu sebelumnya. Para petani menyambutnya dengan suka cita setelah sekian lama sawah mereka kering karena tidak ada irigasi di desa mereka. Yah, Sukorejo memang daerah tadah hujan sehingga mereka hanya akan menjalankan aktifitasnya setelah musim penghujan tiba.
Meski begitu penduduk desa itu sudah sangat bersyukur karena musim hujan datang lebih awal dari biasanya. Hasil panen tahun lalu yang mereka simpan di lumbung-lumbung desa masih cukup tersisa untuk kebutuhan makan sehari-sehari. Alhamdulillah, padi yang dihasilkan dari mereka bercocok tanam lumayan melimpah. Sambil menunggu hasil panen tahun ini, mereka akan melakukan rutinitas seperti biasanya. Semoga jerih payah mereka saat ini tidak gagal seperti yang pernah terjadi beberapa tahun yang lalu.
Di suatu pagi buta sesaat sebelum pergi ke sawah, “Bismillahi tawakkaltu ‘alalLaah” Jamal menengadahkan kedua tangannya, “laa haula walaa quwwata illaa billah”. Dia mengakhiri doanya sambil mengusapkan kedua tangan pada wajahnya.
Di antara sekian banyak pemuda di desa Sukorejo, dia termasuk yang paling rajin. Dia juga sangat tekun dalam bekerja. Minggu pertama sesudah hujan mulai turun, dia sudah menyediakan bibit padi unggul. Sebulan kemudian setelah benih dirasa siap tanam, ia telah menyiapkan lahan untuk tanaman padinya. Setiap hari dia selalu mengawasi perkembangan benih yang telah ia tanam. Merawat, memupuk, mencabuti rumput-rumput penghambat pertumbuhan dan menghilangkan setiap hama pengganggu tanamannya.
Sambil melihat tanaman padi di sekelilingnya, ia berharap dan berdoa agar Allah swt merawat dan menjaga tanamannya. Karena curah hujan cukup tinggi, kebutuhan pengairan untuk tanaman padi kali ini tidak pernah kekurangan. Tanaman padi tumbuh dengan subur. Daunnya sangat hijau sehingga menyegarkan pandangan setiap orang yang melihatnya dan menyejukkan hati setiap insan yang melewatinya.
“Sungguh tak bisa dibayangkan betapa besarnya kemurahan Tuhan kepada hamba-Nya. Begitu indah segala makhluk dan ciptaan-Nya. Sangatlah sempurna Dia pada setiap penciptaan-Nya”. Bisik Jamal dalam hati, takjub dan mengagumi kekuasaan Allah swt atas keindahan alam dan seisinya.
***
Jalan sempit di antara hamparan luas tanaman padi tampak sepi. Hanya terlihat beberapa petani sedang mengawasi padi mereka yang telah mulai menguning. Dari atas pematang sawah, mereka tersenyum memandanginya. Ucapan syukur dalam hati mereka tak bisa diungkapkan dengan kata-kata setelah lebih dari tiga bulan lamanya mereka menunggu saat panen tiba.
“Terima kasih, Tuhan. Engkau telah memberikan yang terbaik bagi kami”. Ucap lirih Pak Toni di sudut ujung sawahnya yang kebetulan menempel dengan tanah milik Jamal, cucu kesayangan mertuanya.
“Sebentar lagi panen. Kerja keras kita selama ini telah mulai menampakkan hasilnya. Adakah suatu keinginan yang belum tercapai melebehi semua ini, Pak Lik?” Tanya Jamal memecah keheningan.
“Kehidupan dunia memang terkadang menyenangkan. Segala yang diberikan oleh Allah swt kepada kita harus disisihkan untuk kepentingan nanti di akhirat. Investasi kehidupan akhirat lebih penting. Jangan sampai kita melupakan bagiannya hanya karena methentheng, ngoyo dan terlalu pusing mengumpulkan harta. Ingat, berbuat baiklah kepada sesama seperti halnya Tuhanmu memberikan segalanya untukmu!”. Nasihat Pak Toni kepada Jamal.
“Insya Allah setelah panen nanti,…” Jamal terdiam sejenak, “aku akan menyisakan sepuluh persennya”. Dengan tegas Jamal melanjutkan, “aku ingin bersedekah wajib pada Mbok Iyem, tetangga sebelah dan orang-orang miskin lainnya di desa ini”.
“Bagus. Kau memang anak cerdas”. Pak Toni tersenyum bangga karena melihat keponakannya memahami maksud dari wejangannya.
“Mal…!”
“Ya, Pak Lik”.
“Sudah waktunya kamu pergi dari Sukorejo”. Pelan-pelan Pak Toni menyusun kata-katanya.
“Tapi kenapa? Ada yang salah dengan diriku, Pak Lik?”. Tanya jamal keheranan.
“Nggak. Kamu harus melanjutkan studimu di perguruan tinggi”.
“Bukankah dengan keadaanku saat ini aku dapat hidup bahagia?”.
“Memang. Tapi kamu terlalu muda untuk mengarungi hidup seperti ini” Pak Toni berhenti seperti mengingat-ingat sesuatu. Kemudian, “Jauh sebelum ayah dan ibumu meninggal di tanah suci, mereka pernah mengatakan ingin menyekolahkan kamu sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Mereka ingin kamu menjadi orang yang berhasil nantinya”.
“Tapi, Pak Lik ….”
Belum sempat Jamal meneruskan, Pak Toni sudah memotongnya.
“Kamu nggak usah khawatir. Seluruh keperluan dan biaya kehidupanmu nanti biar Pak Lik yang menanggungnya”.
“Hidup seperti ini saja sudah sangat cukup bagi saya. Kalaupun harus kembali belajar, saya hanya ingin menambah wawasan tentang ilmu agama. Saya dengar di daerah Jawa Tengah ini ada seorang kiyai yang mengajarkan berbagai macam pengetahuan tentang ilmu syari’at dan lain sebagainya. Saya ingin menimba ilmu pada kiyai tersebut di pondok pesantrennya”. Jamal berusaha menjelaskan keinginannya kepada Pak Toni dengan hati-hati. Takut pamannya akan tersinggung.
“Kalau itu sudah menjadi keputusanmu, Pak Lik hanya dapat mendukung dan mendoakanmu. Pak Lik juga sangat berharap nantinya kamu bisa belajar dengan sungguh-sungguh dan mengajarkannya kepada orang-orang di sini. Masyarakat di desa Sukorejo ini masih terlalu awam dan sangat membutuhkan tuntunan-tuntunan agama”.
***
“Bismillahirahmaanirrahiim.” Mbah Shodiq mengawali pelajaran kitabnya. “Qaalal muallifu rahimahullah, wanafa’anaa bi’uluumihi fiddaaraini aamin yaa rabbal ‘aalamiin.” Seperti biasanya saat beliau memulai pengajian tafsir Jalalain. Rutinitas pesantren setelah jamaah subuh. Para santri mendengarkannya dengan antusias. Tak terkecuali Jamal, santri baru yang sebulan lalu mendaftarkan dirinya. “Auudzu bilLaahi minasy syaithaanir rajiim.” Pak Kyai Shodiq melanjutkan pengajiannya.
“Awalam ya’lamuu annalLaaha yabsuthur rizqa liman yasyaau wayaqdiru, inna fii dzalika la-aayaatin liqaumin yu’minuuna.”
Artinya : “Dan tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki-Nya?. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan dan kebesaran-Nya) bagi kaum yang beriman” . (QS. Azzumar : 52)
Pada hakikatnya justru banyak sekali orang yang kuat dan tidak mendapatkan rizqi sebaliknya orang bodoh dan lemahlah yang mendapatkan kekayaan melimpah. Jika kita mau berpikir sebenarnya semua rizqi yang diberikan oleh Allah kepada makhluk-Nya semata-mata hanya karena masyi’ah-Nya. Bukan karena kita sebagai hamba-Nya selalu berbuat kebajikan. Mereka yang mengingkari nikmat dan pemberian-Nya justru banyak yang bergelimangan harta. Kebutuhan mereka pasti tercukupi. Setiap keinginan tidak usah menunggu lama sampai kapan akan terpenuhi. Walhasil, mereka tak pernah kekurangan suatu apapun.
Bangsa Arab mempunyai tradisi mengikuti Nabi Muhammad saw yang ummiy. Namun justru mereka diberikan rizqi melimpah oleh Allah swt. Tanpa belajar apalagi harus dapat membaca pun sudah membuat mereka berjaya dengan kekayaan dan kekuasaan. Lihat saja! Mereka tidak perlu repot kesana kemari, berjalan bolak-balik. Cukup berdiam diri saja. Toh dalam kenyataan mereka tidak pernah kelaparan. Bahkan bisa dibilang, mereka sangat berlebihan untuk urusan kebutuhan makan sehari-hari.
Jika dibandingkan dengan yang kita alami di Indonesia, bangsa kita tercinta ini tidak sedikit di antara penduduknya mengalami busung lapar. Banyak anak kecil terlantar. Meminta-minta di jalanan. Demi sesuap nasi. Mereka tak terurus. Karena orang tua mereka sibuk sendiri dengan urusan masing-masing.
Pada hal kita tahu bahwa sumber daya alam kita sangat melimpah. Potensi manusianya cukup luar biasa. “Ah, itu kan karena kita malas saja mengelolanya” kata sebagian besar pakar alam.
Melihat fenomena yang terjadi di atas, kita harus yakin. Hanya orang beriman yang bisa mengakui bahwa banyak sedikit rizqi yang diberikan oleh Allah swt semata-mata karena kekuasaan-Nya belaka. Bukan atas dasar kekuatan, kepandaian ataupun keahlian seorang hamba.
Firman Allah, “Dia menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.”
“Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang beriman dan bertakwa dan dikasihi-Nya. Amin yaa rabbal ‘alamin. Wallahu a’lam bishshawwab.” Ucap Mbah Shodiq mengakhiri pengajiannya pagi itu.
***
Hari berganti minggu. Minggu pun berujung bulan. Bulanpun pergi meninggalkan tahun. Tak terasa sudah bertahun-tahun Jamal menjalani kehidupannya di pondok pesantren. Sepuluh tahun lebih mungkin. Banyak sudah ilmu pengetahuan agama yang dia peroleh dari Mbah Shodiq. Tak sedikit pencerahan yang dia dapatkan dari kiyainya. Tak terhitung pula wawasan yang dia kaji dari guru spiritualnya.
“Hidup memang tak seindah yang aku bayangkan. Tidak pula serumit yang aku pikirkan.” Jamal bergumam dalam hati. Sendirian. “Semuanya telah diatur oleh Allah. Tak ada yang menghalangi keputusan-Nya. Tiada pula yang dapat menghindar dari mala petaka yang ditimpakan-Nya.”
“Tak perlu bersedih Jamal! Tak usah khawatir! Kamu tidak sendirian. Tuhan selalu bersama orang-orang yang sabar. Dan bertawakkal kepada-Nya.” Pemuda itu teringat dhawuh gurunya.
“Dari dulu aku sudah terbiasa hidup sendiri. Mengarungi hidup sebatang kara tanpa saudara yang menemaniku. Orang tua menghadap ilaahi rabbi saat menunaikan ibadah haji. Waktu aku masih kecil aku diasuh oleh pamanku yang dengan sabar merawat dan mendidikku sehingga aku tidak tersesat ataupun salah dalam menapaki hidupku. Selamat tinggal kesendirianku, kesunyianku. Terimakasih kau telah menemaniku sekian lama. Justru aku sangat bahagia dengan keadaanku saat ini.” Kenang Jamal sebelum dia kembali ke kampung halamannya. Setelah lebih dari sepuluh tahun dia menimba ilmu di pesantren dan Mbah Shodiq lah yang selalu dengan sabar mendidik dan mengajarinya berbagai ilmu agama dan lain sebagainya.
Sekarang dia bisa lebih tenang tanpa harus menjalani dan menempuh kehidupan ini. Segala rintangan akan dihadapinya. Setiap batu sandungan yang menghadang akan disingkirkannya. Tentunya tidak sendirian. So pasti hanya dengan usaha sepenuh hati dan sekuat tenaga disertai dengan doa tulus. Minta perlindungan dari Allah swt. Karena atas kehendak-Nya lah semua yang ada di jagad raya ini bisa terjadi.
“Inna maa amruhuu idzaa araada syaian an yaquula lahuu kun fayakuun.”

EMPAT KALI PITU 8 Januari 2009

Posted by ibnu_taheer in Naskah Islami.
Tags: , ,
add a comment

EMPAT KALI PITU

By: Klowor’s

Sopo wonge sing gelem ngalap pitutur, mongko entuk pituduh. nuli yen gelem ngetokake pitukon, mongko entuk pitulung.

Adalah suatu ungkapan yang didhawuhake oleh syaikhina KH. Maimun zubair, pengasuh pondok pesantren Al-Anwar Sarang. Seperti yang dijelaskan oleh pengasuh pondok pesantren Raudlatut Thalibin, KH. Yahya cholil Staquf putra pertama dari Almarhum syaikhina KH. Cholil Bisri. Cukup sederhana akan tetapi sarat akan makna, di mana jika ditelusuri lebih dalam masing-masing dari kata tersebut sangat tak ternilai harganya.

Pitulung berarti nasihat berupa semua kejadian atau kata-kata yang mengandung akibat positif bagi siapa saja yang melihat, mengalami atau mendengarkannya sehingga orang orang cerdas dan berakal pasti dapat mengambil hikmah di balik semuanya. Orang bijak mengatakan bahwa orang yang berakal adalah mereka yang dapat menatap masa depan dan mengetahui apa saja yang akan terjadi dengan segala yang telah dialami, dilihat dan didengarkannya.

Hal ini mencakup semua hukum yang berlaku baik dalam suatu tatanan negara maupun agama yang meliputi Al-qur’an dan Al-hadist nabi Muhammad saw. siapapun pasti akan beruntung jika berbuat dengan yang telah diatur didalamnya. mereka akan menjadikanya sebagai rambu-rambu yang harus dipatuhi sehingga akan mendapatkan petunjuk darinya dan sampai pada tempat tujuan denan selamat. sebaliknya yang melanggar dna menerjang akan tersesat bahkan akan tergaelincir dalamjurang kesengsaraan. inilah yang dimaksud dengan kata yang kedua yakni pituduh, hidayah atau petunjuk dari Allah. swt.

Namun tidak sembarangan yang mendapatkan pituduh tersebut. ada yang berupa pitukon, mahar atau syarat yang harus terpenuhi. yakni hanya mereka yang beriman dan bertaqwa kepada allah. swt serta mengimani apa saja yang tercakup dalam rukun iman. termasuk didalamnya adalah iman kepada datangnya hari akhir atau hari kiamat. hari dimana semua amal perbuatan manusia dipertangung jawabkan dan sisapapun tidak akan dapat mengelak persidangan agung yang secara langsung allah. swt sebagai hakim sekaligus eksekutornya. Yang bersalah akan mendapatkan hukuman setimpal dengan kesalahanya dan yang beriman akan mendapatkan bonus pahala sesuai dengan amal kebaikannya.

Oleh karena itu, dengan berbekal iman dan taqwa kepada allah. swt siapapun akan selamat dan akan mendapatkan pitulung atau pertolongan dari allah. swt meskipun bisa saja allah. swt menghukum mereka dengan mencari-cari kesalahan mereka. akan tetapi allah. swt tidak akan berbuat seperti itu karena allah. swt adalah sang eksekutor yang sangat adil dan yang paling adil dengan semua keputusan-keputusanya. mereka yang telah mendapatkan pertolongan akan dengan mudahnya menghadapi dan melewati segala kesulitan dan marabahaya yang akan terjadi di hari akhir nanti. bahkan mereka akan tersenyum melihat yang lain ribut dan kebingungan mencari pertolongan. mereka akan berkata:”inilah (hari)yang telah dijanjikan oleh allah. swt dan terbukti sudah apa yang telah disampaikan oleh para utusan (kepada kalian semua)”.

Semoga allah. swt berkenan memberi akal sehat dan cerdas kepada kita, sehingga kita dapat menjadikan nasihat-nasihat sebagai pedoman agar mendapatkan petunjuk yang benar, serta kita diberikan keimanan dan ketakwaan yang selalu menempel dan menancap dalam hati sehingga nantinya kita mendapatkan dari allah. swt baik hidup didunia maupun di akhirat nanti. amin yaa rabbal aalamiin. Wallaahhu a’lam.

Rembang, 080109

MBAH SODIQ INGIN DICINTA 8 Januari 2009

Posted by ibnu_taheer in Notes.
add a comment

MBAH SODIQ INGIN DICINTA

Mbah Sodiq, tokoh kita yang satu ini adalah sosok figur teladan yang sangat disegani, apalagi fatwa-fatwanya seringkali dijadikan sebagai acuan dan pedoman oleh segenap para santri di pondok kita tercinta ini. Di bawah ini adalah sekelumit cerita tentang kisah teladan beliau. Selamat membaca!!!

……..

“Assalaamu ‘alaikum warohmatuullah”. Menengok ke kanan.

“Assalaamu ‘alaikum warohmatuullah”. Menengok ke kiri.

Diam, termenung dan tampak raut wajah penyesalan atas segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuat. Air mata menetes, mengalir membasahi pipi. Begitulah Mbah Sodiq setiap selesai salat fardlu maupun sunnah. Mungkin Mbah Sodiq teringat masa lalunya yang kelam, mungkin juga sedih menyaksikan nasib bangsa ini atau mungkin juga ingat akan kiamat yang sudah dekat (sinetron kali…) sementara ini baru sedikit amal kebajikan yang telah dikerjakan, padahal banyak dosa yang telah diperbuat olehnya.

”Apa sich yang selalu Mbah Sodiq fikirkan?” Tanya Gogon -seorang santri lugu yang selalu ingin tahu- pada suatu kesempatan.

“Husss!. Nggak pantes tanya begitu sama Mbah Sodiq!” Sela Kang Anhar.

Mbah Sodiq tersenyum, lalu… “Nggak apa-apa”. Tampak keduanya antusias mendengarkan Beliau. “Begini, Cung. Dunia ini sudah tua. Kita tidak tahu apa yang dapat kita kerjakan besok. Maka…., introspeksilah diri kalian”. Mbah Sodiq mengakhiri wejangannya.

“Kamu paham dengan apa yang dimaksudkan Mbah Sodiq?”. Tanya Gogon kepada sohibnya, Kang Anhar. Kang Anhar diam sejenak. “Emm… Begini, Gon. Kita harus memperbanyak amal ibadah kita sejak dini sebelum usia kita serenta dunia ini. Itu yang pertama. Yang kedua, kita tidak tahu kapan kita akan mati. Jadi kita harus cepat-cepat bertaubat, mumpung ada kesempatan. Dan yang terpenting, jangan terlalu bangga dengan apa yang telah kita perbuat. Belum tentu yang kita lakukan selalu lebih baik daripada yang orang lain kerjakan. Begitulah kira-kira maksud Beliau.”

……….

“Teeet…., teeet…, teeeeeeet.”. Bunyi bel pada suatu Ahad pagi, sesaat setelah pengajian tafsir Jalalain. Nampaknya rutinitas Ahad pagi akan segera dilaksanakan, ro’an atau kerja bakti di pondok kami. Mulai menyapu halaman, menguras kamar mandi dan tempat wudlu, membersihkan selokan dan sebagainya.

“Gogon, Paijo, Mbah To, dan Ulin, sapu halaman depan Komplek Anggrek!”. Mbah Sodiq memimpin aktifitas tersebut. “Kak Tho –panggilan akrab Thohari-, ajak anak buahmu nguras kulah depan, bawah Rampai dan WC utara. Kang Asep, aula depan dan halaman depan pondok harus disapu bersih”.

Belum selesai Mbah Sodiq bicara, tiba-tiba Kak Tho nyeloteh. ” Lho, entar meja dan Kursi tempat Pak Kyai mengajar boleh saya bawa pulang dong. Trus sepeda-sepeda yang di depan bisa dikilokan tuch di tempat Gus Topik. Wah, kalo gitu saya saja yang melakukannya, Mbah. Lumayan, bisa buat beli makan di warung Mbok Bariyah”

“Ha…, haa…, haaaa” sorak anggota ro’an sangat kompak. Tenyata jawaban Kak Tho mengundang tawa mereka. Dia tampak kebingungan dengan reaksi mereka. “Dasar samin. Mbok ya jangan dimakan mentah to ngendikane Mbah Sodiq. Maksudnya, kotoran dan sampah yang ada harus disapu sampai bersih. Kalau perlu lantainya dipel sekalian biar kinclong. Gitu…. Paham!”. Kak tho mengangguk tanda mengerti, sementara Mbah Sodiq hanya bisa tersenyum melihat tingkahnya. Dan Beliau melanjutkan, “Kang Ipung, yang akan memimpin anggotanya membersihkan got, dan membersihkan daerah sekitarnya. Selamat bertugas!”

Sejam kemudian, aktifitas tersebut selesai. Setelah semuanya dianggap beres, Mbah Sodiq dan kawan-kawan beristirahat sambil menikmati sarapan yang telah disajikan oleh Mbok Bariyah.

Pukul 07:30 bel berbunyi lagi, tanda masuk madrasah di pagi hari. “Ayo, ayo, madrasah, madrasah! Bangun, Kang! Bangun! Saatnya sekolah, saatnya sekolah.” Tampak Kang Ihsan dan Kang Mat Korek berulang kali mengucapkan kata-kata itu, berusaha membangunkan anak-anak, sedangkan mereka yang sudah bangun dan mereka yang sengaja tidak tidur segera berbenah dan mempersiapkan diri untuk berangkat ke Madrasah.

Sementara itu, Mbah Sodiq telah mempersiapkan diri untuk melaksanakan salat Dluha. Rutinitas Beliau di saat-saat seperti itu, di mana ketika matahari telah berada sekitar satu ujung tombak di sebelah timur, kita disunnahkan untuk melaksanakan salat tersebut. Dengan khusyu’ dan penuh hidmat Beliau melakukannya, begitu pula dengan ibadah-ibadah yang lain, seperti puasa, salat fardlu, salat sunnah tahajud dan seterusnya. Kehidupannya selalu diisi dengan ibadah dan ibadah agar selalu bisa mendekatkan diri kepada Allah swt Sang Pencipta alam semesta. Semoga amal ibadah beliau diterima disisi-Nya. Amien yaa Rabbal’aalamien. Sekian.

By: Klowor’s

Ringkasan Pengasas Empat Mazhab 8 Januari 2009

Posted by ibnu_taheer in Naskah Islami.
add a comment

Ringkasan Pengasas Empat Mazhab

Pengasas Mazhab Hanafi – Imam Abu Hanifah (80-150 H / 699-767 M)

Abu Hanifah An Nukman b. Tsabit b. Zufi’at At Tamimi adalah pengasas Mazhab Hanafi. Beliau dilahirkan di Kufah, pada masa pemerintahan Al Khalid b Abd Malik. Sejak dari kanak-kanak lagi beliau telah mengkaji dan menghafal Al-Quran. Untuk mendalami lagi ilmu pengetahuannya tentang Al-Quran, beliau telah berguru dengan Imam Abu A’sim iaitu seorang ulamak yang terkenal pada waktu itu. Beliau juga mempelajari ilmu Fiqh dari sahabat-sahabat Nabi s.a.w, seperti dari Anas b. Malik, Abdullah b. Aufa, Abu Tufail b. Amir dan ramai lagi. Dari sahabat-sahabat ini juga beliau mempelajari ilmu hadis. Beliau sangat tekun dalam mempelajari ilmu Fiqh dari seorang ulama yang terkenal pada waktu itu iaitu Humad b. Abu Sulaiman tidak kurang dari 18 tahun. 10 tahun selepas kematian gurunya (130 H) beliau berangkat ke Mekah pula. Di sana beliau berguru dengan salah saorang murid Abdullah b. Abbas r.a. Imam Abu Hanifah terkenal sebagai seorang yang sangat dalam ilmunya, ahli zuhud, tawaduk dan sangat teguh memegang ajaran agama. Beliau tidak tertarik kepada jawatan rasmi kerajaan dengan sebab beliau pernah menolak jawatan hakim yang ditawarkan oleh Khalifah Al Mansur. Diriwayatkan kerana penolakannya, beliau dipenjarakan hingga ke akhir hayatnya. Beliau wafat pada usia 70 tahun dan dimakamkan diperkuburan Khizra. Pada tahun 450 H / 1066 M didirikan sebuah sekolah agama yang dinamakan Jami’ Abu Hanifah. Diantara kitab karangan beliau seperti Al Musu’un, Al Makha’rij dan Fiqh Akhbar.

Pengasas Mazhab Maliki – Imam Malik B. Annas (93-179 H / 172-258 M)

Imam Malik b Annas adalah pengasas Mazhab Maliki. Beliau dilahirkan di Madinah dan berasal dari Kabilah Yamaniah. Sejak kecil lagi beliau telah menghafal Al-Quran dan ibunya sentiasa memberi dorongan agar beliau bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Beliau mula belajar dari seorang ulama yang terkenal waktu itu yang bernama Ribiah dan mendalami ilmu Hadis dari Ibnu Syihab disamping mempelajari ilmu Fiqh daripada para sahabat. Kerana ketekunan dan kecerdasan fikirannya, beliau terkemuka dalam bidang ilmu Hadis dan Fiqh. Beliau juga sangat berhati-hati dalam memberi fatwa. Beliau akan bermusyawarah terlebih dahulu dengan sekalian para para ulama sebelum mengeluarkan sesuatukan fatwa. Imam Malik memiliki daya ingatan yang sangat kuat. Pernah beliau mendengar 31 Hadis dari Ibnu Syihab tanpa menulisnya dan bila diminta mengulanginya semula tidak satu baris pun yang dilupainya. Beliau berkata : Ilmu itu adalah cahaya, ia mudah dicapai dengan hati yang takwa dan khusyuk. Beliau juga menasihati agar menjauhkan keraguan katanya. Sebaik-baik perkerjaan ialah yang jelas, jika salah satu dirinya meragukanmu maka kerjakanlah apa yg lebih yakin menurut perkiraanmu. Antara kitab karangan beliau yang termahsyur ialah Al Muwatha iaitu sebuah kitab Hadis dan Fiqh. Imam Malik wafat pada usaha 86 tahun.

Pengasas Mazhab Syafie – Imam Muhammad B. Idris Asy Syafie Al Quraisyi (150-240 H / 717-820 M)

Nama penuh beliau ialah Muhammad b. Idris Asy Syafie Al-Quraisyi pengasas Mazhab Syafie. Beliau dilahirkan di Ghazzah pada tahun 150 H bertepatan tahun wafatnya Imam Abu Hanifah. Meskipun beliau dilahirkan dalam keadaan yatim dan di besarkan dalam keluarga yang miskin, itu tidak menjadikan beliau merasa rendah diri apa lagi malas. Beliau begitu bersungguh-sungguh dalam mempelajari ilmu Hadis dari ulamak hadis yang terdapat di Mekah ketika itu. Pada usaha yang masih kecil lagi beliau telah menghafal Al-Quran. Pada usianya 20 tahun, beliau telah berguru dengan Imam Malik dalam ilmu Fiqh dan Hadis di Madinah. Seterusnya beliau pergi ke Iraq dan berguru dengan sahabat-sahabat Imam Abu Hanifah. Setelah wafat Imam Malik (179 H) beliau berangkat ke Yaman untuk mengajar ilmu di sana. Selepas itu Khalifah Harun Al Rashid pula mengundang beliau untuk datang ke Baghdad. Pada tahun 198H beliau pergi ke Negeri Mesir dan mengajar di Masjid Amru b. As. Kitab karangan beliau yang mahsyur ialah seperti Al-Um, Amali Kubra, Kitab Risalah dan Usul Figh. Adapun dalam menyusun Usul Fiqh Imam Syafie dikenali sebagai orang yang pertama mempelupuri penulisan dalam bidang tersebut. Akhirnya beliau wafat disana.

Pengasas Mazhab Hambali – Imam Ahmad B. Hambal (164-241 H / 780-855 M)

Nama penuh beliau ialah Abu Abdullah Ahmad b. Muhammad b. Hambal b. Bilal Al Syaibani. Beliau dilahirkan di Baghdad dan dibesarkan dalam yatim oleh ibunya. Ayahnya meninggal semasa beliau masih bayi. Semenjak kecil beliau telah menunjukan sifat dan peribadi yang mulia. Sehingga menarik minat ramai terhadapnya, serta amat tekun dalam menuntut ilmu pengetahuan. Beliau memulai dengan belajar menghafal Al-Quran, Bahasa Arab, Hadis, Sejarah Nabi serta para sahabat dan para tabi’in. Untuk memperdalamkan ilmunya, beliau pergi ke Basrah dan berguru dengan Imam As Syafie. Beliau juga pergi menuntut ilmu ke Mesir dan Yaman. Diantara guru beliau ialah Yusuf Al Hassan, Ibnu Human dan Ibnu Abbas. Beliau banyak mempelajari dan meriwayatkan hadis tetapi tidak mengambilnya, kecuali yang sudah jelas sahihnya. Kitab karangan beliau yang terkenal ialah `Musuad Ahmad Hambali ‘. Beliau mula mengajar ketika berusia 40 tahun. Pada masa pemerintahan Al Muktasim ( Khalifah Abbasiah ) beliau telah dipenjarakan kerana bersependapat dengan fahamam yang mengatakan bahawa Al-Quran itu adalah mahkluk. Beliau dibebaskan pada masa pemerintahan Khalifah Al Mutawakkil. Imam Ahmad wafat di Baghdad dalam usia 77 tahun.

MISTERI RUH 8 Januari 2009

Posted by ibnu_taheer in Naskah Islami.
add a comment

MISTERI RUH

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

اللَّهُ يَتَوَفَّى الأنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الأخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (ألزمر:42)

Artinya : Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.”

Nyawa, jiwa atau yang biasa dikenal dengan ruh adalah suatu misteri yang sangat luar biasa. Sejak zaman purba, manusia tak henti-hentinya berusaha mengungkap rahasia ruh tersebut. Sampai sekarangpun tidak diketahui apakah sebenarnya ruh itu? Sungguh suatu misteri yang tak pernah terpecahkan hakikat kebenarannya.

Para ilmuwan saling silang pendapat tentang apa yang menjadi sebab kematian makhluk hidup. Apakah karena detak jantung berhenti? Penemuan mutakhir menyatakan bahwa ketika jantung manusia atau hewan dipotong, ia masih akan berdenyut dan kembang kempis selama beberapa menit lamanya. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan baru : apakah berhentinya detak jantung yang mengakibatkan kematian atau malah sebaliknya kematian yang menyebabkan detak jantung terhenti.

Termasuk misteri ruh adalah kondisi orang tidur. Hal ini lebih aneh lagi bahwa orang bermimpi di saat tidur sebenarnya hidup atau mati. Sebagian ulama berpendapat bahwa sebenarnya orang tidur itu mengalami suatu kematian. Orang yang telah ditetapkan kematiannya ruhnya akan dilepas oleh Allah swt dan tidak akan pernah dikembalikan lagi pada jasadnya. Berbeda dengan orang mati, ketika seseorang sedang tidur nafsu al hayat (ruh kehidupan) akan ditahan oleh Allah swt, sedangkan nafsu at tamyiz (ruh kesadaran) akan dilepaskan dan dikembalikan lagi saat seseorang bangun dari tidurnya karena memang belum tiba masa ajalnya.

Oleh karena itu, ada persamaan dan perbedaan antara orang mati dengan orang yang bermimpi. Konotasinya adalah nafsu at tamyiz keduanya sama-sama dilepaskan dari jasadnya baik di saat tidur maupun ketika mengalami suatu kematian. Namun jika orang mati, maka kedua ruhnya yakni nafsu al hayat dan nafsu at tamyiznya akan dicabut dan dilepaskan, sedangkan orang tidur hanya ruh kesadaran saja yang diambil oleh Allah swt dan ruh kehidupan dibiarkan bersemayam di dalam jasadnya.

Sayyidina Ali karramallahu wajhahu berkata : “Ketika tidur, ruh kita dibawa ke langit yakni nafsu at tamyiz. Di sana ruh kita bertemu dengan ruh-ruh lain termasuk ruh orang yang sudah mati terdahulu”. Ru’yatu al haq (mimpi yang benar dan nyata) terjadi pada saat ruh berada di langit. Di sana ia akan menjumpai ruh-ruh orang sekelilingnya termasuk ruh para ulama, orang-orang soleh, para wali bahkan para nabi sekalipun. Akan tetapi dalam perjalanan kembali ke jasad, ruh akan diganggu oleh syetan dan dipermainkannya sehingga banyak sekali orang tidur yang bermimpi tidak jelas keberadaannya bahkan seringkali mereka tidak ingat tentang apa yang telah dimimpikannya. Sungguh mimpi yang tidak pernah diharapkan oleh setiap insan.

Semua yang terjadi di alam semesta ini adalah kehendak Allah swt. masing-masing terdapat rahasia di belakangnya. Hanya sedikit yang bisa terungkap dan banyak sekali yang masih menyisakan suatu misteri termasuk haliyyah ruh, jiwa atau nyawa manusia. Kita hanya bisa berharap agar diberi pemahaman atas sirru al qodlo’ oleh Allah swt. Para ulama berkata : “Barang siapa bisa memahami rahasia kehendak Allah swt, niscaya tidak ada beban berat dalam hidupnya yang tidak mudah diatasi, takkan ada kesulitan dalam menghadapi segala musibah, apapun bentuknya.”. Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku yang akan berguna bagiku dari sisi Allah.” Nabi Saw lalu bersabda: “Perbanyaklah mengingat kematian maka kamu akan terhibur dari (kelelahan) dunia, dan hendaklah kamu bersyukur. Sesungguhnya bersyukur akan menambah kenikmatan Allah, dan perbanyaklah doa. Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul.” (HR. Ath-Thabrani). Nabi Muhammad saw bersabda : “Perbanyaklah mengingat kematian. Seorang hamba yang banyak mengingat mati maka Allah akan menghidupkan hatinya dan diringankan baginya akan sakitnya kematian”. (HR. Ad-Dailami)

Allah selalu memberikan pertolongan dan bersama orang-orang yang bertakwa dan terus bertawakkal kepada-Nya. Diriwayatkan dari Abul Abbas Abdulloh bin Abbas rodhiallohu ‘anhuma beliau berkata: Suatu hari aku berada di belakang Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam Lalu beliau bersabda , “Nak, aku akan ajarkan kepadamu beberapa patah kata: Jagalah Allah, Niscaya Dia akan senantiasa menjagamu. Bila engkau meminta sesuatu, mintalah kepada Allah, dan bila engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, jika semua umat manusia bersatu padu untuk memberikan suatu kebaikan kepadamu, niscaya mereka tidak dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah ditulis oleh Allah bagimu, dan jika semua umat manusia bersatu padu untuk mencelakakanmu, niscaya mereka tidak dapat mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditulis oleh Allah bagimu. Pena telah diangkat dan catatan-catatan telah mengering.” (HR Tirmidzi Dia berkata : “Hadits ini hasan shohih”)

Dalam riwayat selain Tirmidzi dengan redaksi: “Jagalah Allah, niscaya engkau akan senantiasa mendapati-Nya di hadapanmu. Kenalilah Allah di waktu lapang niscaya Dia akan mengenalimu saat kesulitan, ketahuilah bahwa apa yang ditetapkan luput darimu tidak akan pernah menimpamu dan apa yang telah ditetapkan menimpamu tidak akan pernah luput darimu. Ketahuilah bahwa kemenangan itu selalu mengiringi kesabaran, jalan keluar selalu mengiringi cobaan dan kemudahan itu selalu mengiringi kesusahan.”

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang dikasihi-Nya. Amin yaa rabbal ‘alamin. Wallahu a’lam bishshawwab.

Rembang, 7 Nopember 2008

Metode Menghafal Al Quran 2 Januari 2009

Posted by ibnu_taheer in Naskah Islami.
Tags: , ,
add a comment

Berikut ini adalah salah satu dari metode bagi anda yang mau menghafal ayat-ayat dalam al Qur’an. Tapi yang perlu diperhatikan sebelumnya bahwa,

Obat terbesar dalam menghafal dan memahami adalah taqwa kepada Allah SWT. “Bertaqwalah kepada Allah, niscaya Dia mengajarimu”

Imam Syafi;i berkata, “Aku mengadukan perihal keburukan hafalanku kepada guruku, yang bernama Imam Waki’, lalu guruku berwasiat agar aku menjauhi maksiat dan dosa. Guruku kemudian berkata: ‘Muridku, ketahuilah bahwa ilmu adalah cahaya. Dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang-orang yang maksiat’”.

Adapun langkah-langkah menghafal al Qur’an, sebagai berikut:

  1. Hendaklah permulaan hafalan al Qur’an dimulai dari surat An Naas lalu al Falaq, yakni kebalikan dari urutan surat-surat al Qur’an. Cara ini akan memudahkan tahapan dalam perjalanan menghafal Al Qur’an serta memudahkan latihan dalam membacanya di dalam shalat baik.
  2. Membagi hafalan menjadi dua bagian. Pertama, hafalan baru. Kedua, membaca al Qur’an ketika shalat.
  3. Mengkhususkan waktu siang, yaitu dari fajar hingga maghrib untuk hafalan baru.
  4. Mengkhususkan waktu malam, yaitu dari adzan Maghrib hingga adzan Fajar untuk membaca al Qur’an di dalam shalat.
  5. Membagi hafalan baru menjadi dua bagian: Pertama hafalan. Kedua, pengulangan. Adapun hafalan, hendaknya ditentukan waktunya setelah shalat fajar dan setelah Ashar. Sedangkan pengulangan dilakukan setelah shalat sunnah atau wajib sepanjang siang hari.
  6. Meminimalkan kadar hafalan baru dan lebih memfokuskan pada pengulangan ayat-ayat yang telah dihafal.
  7. Hendaklah membagi ayat-ayat yang telah dihafal menjadi tujuh bagian sesuai jumlah hari dalam sepekan, sehingga membaca setiap bagian dalam shalat setiap malam.
  8. Setiap kali bertambah kadar hafalan, maka hendaklah diulangi kadar pembagian pengelompokan pekanannya agar sesuai dengan kadar tambahan.
  9. Hendaklah hafalannya persurat. Jika surat tersebut panjang, bisa dibagi menjadi beberapa ayat berdasarkan temannya. Tema-tema yang panjang juga bisa dibagi menjadi dua bagian atau lebih. atau dapat juga dikumpulkan surat-surat atau tema-tema yang pendek menjadi satu penggalan. Yang penting pembagian tersebut tidak asal-asalan, bukan berdasarkan berapa halaman atau berapa barisnya.
  10. Tidak dibenarkan dan tidak diperbolehkan sama sekali melewati surat apapun sampai ia menghafalnya secara keseluruhan, seberapa pun panjangnya. Dan setelah menghafalnya secara keseluruhan, maka hendaklah diulang-ulang beberapa kali dalam tempo lebih dari satu hari.
  11. Apabila di tengah shalat malam mengalami kelemahan dalam hafalan sebagian surat, maka hendaklah dilakukan pengulangan kembali disiang hari di hari berikutnya. Dalam kondisi seperti ini, tidak dibenarkan memulai hafalan baru. Kebanyakan hal seperti ini terjadi di awal-awal hari setelah menyelesaikan hafalan baru.
  12. Sangat dianjurkan sekali untuk memperdengarkan surat-surat yang akan digunakan dalam shalat malam kepada orang lain.
  13. Sangat baik mendidik anggota keluarga dengan metode ini. Caranya dengan membuat jadwal pekanan bagi setiap anggota keluarga dan memperdengarkan hafalan kepada mereka di siang hari, mengingatkan kepada mereka, memotivasi mereka untuk membacanya ketika shalat malam, serta membekali mereka supaya bisa berlatih sehingga tumbuh berkembang diatas al Qur’an. Dan al Qur’an bisa menjadi teman bagi mereka yang tidak bisa lepas darinya dan tidak kuasa untuk berpisah dengannya. Serta bisa menjadi lentera yang menerangi jalan kehidupan mereka.
  14. Hendaklah memperhatikan cara membacanya. Bacaan harus tartil (perlahan) dan dengan suara yang terdengar oleh telinga. Bacaan yang tergesa-gesa walaupun dengan alasan ingin menguatkan hafalan baru adalah bentuk pelalaian terhadap tujuan membaca al Qur’an (untuk memperoleh ilmu, untuk diamalkan, untuk bermunajat kepada Allah, untuk memperoleh pahala, untuk berobat dengannya).
  15. Tujuan dari menghafal al Qur’an bukanlah untuk menghafal lafadz-lafadznya dalam jumlah yang banyak. tetapi tujuannya adalah mengulang-ulang surat yang telah dihafal dalam shalat dengan niatan, mentadabburi al Qur’an. tetapi apabila mampu menghafal banyak surat sesuai apa yang telah disebutkan diatas, itu lebih utama dari pada sedikit menghafal. Yang terpenting adalah menerapkan kaidah diatas. Apabila menurutmu waktu sangat sempit maka ambillah kadar yang sedikit namun terus diulang-ulang.

Sahabat Dan Tabi’in Wanita 2 Januari 2009

Posted by ibnu_taheer in Sahabat Nabi.
Tags: , ,
add a comment

Ummu Hani binti Abu Thalib (wafat 40 H.)

Nama aslinya adalah Fakhitah binti Abu Thalib bin Hasyim, ada yang
berpendapat beliau ini adalah Fatimah binti Abu Thalib, paman nabi
yaitu saudara kandung Ali bin Abu Thalib. Beliau banyak meriwayatkan
hadis dalam kitab sunah.

Ummu Haram (Malikah binti Milhan bin Khalid Al-Anshariah)
(wafat 28 H.)

Seorang sahabat wanita yang selalu ikut berangkat bersama pejuang
muslim dan sempat mengikuti beberapa kali pertempuran. Beliau sempat
ikut dalam penaklukan Siprus bersama suaminya tetapi ia terjatuh
dari tunggangannya sehingga dia mati syahid di tempat itu.

Ummu Imarah (Nusaibah binti Kaab) (wafat 13 H.)

Sahabat wanita yang terkenal berani ini, termasuk pahlawan perang
yang sempat mengikuti Baiat Aqabah, Perang Uhud, perdamaian
Hudaibiah, Perang Khaibar dan Perang Hunain. Dia ikut langsung
berperang dan memberi minum tentara yang terluka. Pada waktu Perang
Uhud beliau terluka sebanyak dua belas goretan, sedangkan pada waktu
Perang Yamamah sebelah tangannya terputus.

Ummu Kulsum binti Uqbah bin Muit (wafat 40 H.)

Sahabat wanita yang masuk Islam di Mekah ini adalah wanita yang ikut
berhijrah dalam priode pertama. Beliau berjalan kaki dari Mekah
menuju ke Madinah.

Ummu Qais binti Mihsan

Nama aslinya adalah Aminah binti Mihsan Al-Asadiah, seorang sahabat
wanita yang telah memeluk Islam dari sejak dini dan ikut berhijrah
dan membaiat Nabi saw. Dialah wanita yang datang menyerahkan bayinya
kepada Nabi yang kemudian oleh Nabi diletakkan di atas pangkuannya,
bayi tersebut buang air kecil, Nabi menyuruh mengambil air dan
menyiramkannya ke atas bagian pakaian yang terkena air kencing tanpa
dicuci.

Ummu Waraqah binti Abdullah bin Harits (wafat 15 H.)

Sahabat wanita yang sempat berbaiat kepada Rasulullah saw ini,
adalah hafal dan mempunyai koleksi Alquran. Beliau sempat mengikuti
Perang Badar, di saat itu dia aktif mengobati tentara yang terluka
dan merawat yang sakit.

Zainab binti Ali bin Abu Talib (wafat 62 H.)

Dia adalah saudara kandung Hasan dan Husain yang sempat ikut bersama
saudaranya Husain dalam Perang Karbela. Dia dikenal dengan
kewibawaan dan kepandaian berpidato dengan gaya bahasa yang menarik.

Arwa binti Abdul Muthalib (wafat 15 H.)

Bibi Rasulullah saw ini, termasuk wanita yang terpandang pada masa
Jahiliah dan masa Islam. Beliau memiliki ide-ide yang jernih dan
profesional melantunkan syair.

Asma binti Abu Bakar (wafat 73 H.)

Seorang sahabat wanita yang terkemuka dan termasuk orang yang
memeluk Islam dari sejak dini. Dalam peristiwa hijrah beliau
menahankan berbagai penderitaan dengan penuh kesabaran. Dia dijuluki
dengan julukan “Dzaatin Nithaqain” (Wanita yang memiliki dua sabuk).
Dia sempat ikut Perang Yarmuk dan mendapat cobaan. Asma adalah
wanita yang fasih berbahasa dan pandai melantunkan syair. Dialah ibu
dari Abdullah bin Zubair dia pulalah muhajirin yang terakhir
meninggal dunia.

Asma Binti Yazid Al-Anshariah (wafat 30 H.)

Salah seorang orator wanita Arab terkemuka yang terkenal berani dan
selalu tampil ke depan. Dia adalah seorang ahli hadis yang sempat
mengikuti Perang Yarmuk. Dalam perang tersebut ia bertugas mensuplai
minuman kepada para pejuang dan mengobati yang terluka. Suatu
ketika, di saat peperangan sedang berkecamuk, dia mengambil tiang
kemahnya dan maju ke medan pertempuran dan berhasil membunuh
sembilan prajurit Romawi.

Fatimah binti Qais bin Khalid (wafat 50 H.)

Sahabat wanita yang berpandangan luas ini termasuk rombongan yang
pertama berhijrah. Di tempat kediamannyalah diselenggarakan
pertemuan tokoh-tokoh Islam (ahli syura) untuk memusyawarahkan
pengganti khalifah sepeninggal Umar.

Gazalah Al-Haruriah (wafat 77 H.)

Istri Syabib bin Yazid Al-Haruri ini terkenal sebagai wanita
pemberani dan tangkas. Beliau ikut berperang dalam beberapa kali
pertempuran sebagaimana pahlawan lainnya. Terdapat sebuah cerita
populer tentang dirinya yaitu larinya Hajjaj karena tidak mampu
menghadapinya dalam sebuah pertempuran.

Hindun binti Utbah bin Rabiah (wafat 14 H.)

Sahabat wanita dari suku Quraisy yang terkenal dengan kefasihan,
kelantangan, ide-ide yang gemilang dan tegas ini, cukup profesional
dalam membacakan syair. Sebelum masuk Islam dia sering membangkitkan
semangat kaum musyrikin untuk menghantam kaum muslimin. Dia masuk
Islam pada waktu penaklukan Kota Mekah dan berkesempatan pula
mengikuti Perang Yarmuk serta aktif membangunkan semangat kaum
muslimin dalam melawan tentara Romawi.

Juwairiah binti Abu Sofyan (wafat 54 H.)

Seorang sahabat dan pejuang wanita yang turut menggempur musuh
secara langsung pada Perang Yarmuk. Beliau juga ikut dalam berbagai
pertempuran lainnya yang membuktikan bahwa dia adalah wanita pionir
yang tangkas.

Khansa binti Amru (Tamadhir binti Amru bin Haris) (wafat tahun
24 H.)

Penyair tersohor ini, datang menjumpai Rasulullah saw. mewakili
kaumnya, kemudian ia masuk Islam dan melantunkan syair yang membuat
Rasulullah saw. kagum. Beliau sempat mengikuti Perang Qadisiah
bersama dengan empat orang anaknya. Dia terus menerus memberikan
semangat kepada anak-anaknya di medan pertempuran dan akhirnya semua
anaknya gugur dalam pertempuran tersebut

Khaulah binti Azwar Al-Asadi (wafat 35 H.)

Penyair wanita yang termasuk pemberani ini mirip dengan Khalid bin
Walid dalam aktifitas kemiliterannya. Dia mempunyai kumpulan cerita
tentang penaklukan negeri-negeri Syam. Syair-syairnya dianggap
sebagai syair yang melukiskan kemuliaan dan kemegahan.

Laila Al-Gifariah (wafat 40 H.)

Sahabat wanita yang terpandang ini sering mengikuti Rasulullah saw
ke medan tempur untuk mengobati pejuang yang sakit dan terluka. Pada
waktu Perang “Jamal” ia ikut berangkat ke Basrah berperang di
barisan Ali bin Abu Thalib.

Lubabah Kubra (Lubabah binti Harits Al-Hilali) (wafat 30 H.)

Istri Abbas bin Abdul Muthalib ini, termasuk wanita terhormat yang
melahirkan banyak tokoh. Beliau masuk Islam di Mekah setelah
Khadijah, dengan demikian dia adalah wanita kedua masuk Islam.

Muazah binti Abdullah Al-Adawiah (wafat 83 H.)

Wanita ini adalah pakar hadis yang banyak meriwayatkan hadis dari
Aisyah dan Ali bin Abu Thalib ra. Dia termasuk perawi yang
terpercaya yang mencapai tingkat siqah dan hujjah dalam ilmu hadis.

Qatilah binti Harits bin Kaldah (wafat 20 H.)

Penyair wanita ranking pertama ini, adalah saudara kandung Nadhar
yang sering menghalang-halangi orang-orang yang ingin menemui Nabi
saw. Beliau berhasil menawan dan membunuh saudaranya pada Perang
Badar, seraya melantunkan sebuah syair yang dianggap merupakan sebab
Rasulullah saw. melarang membunuh tawanan Quraisy. Beliau masuk
Islam dan meriwayatkan hadis-hadis dari Rasulullah saw.

Rabayi` binti Mi`waz bin Harits Al-Anshariah (wafat 45 H.)

Sahabat wanita yang terkemuka ini sempat membaiat Rasulullah saw.
pada waktu Baiat Ridwan dan turut dalam berbagai pertempuran bersama
Rasulullah saw. Dia bertugas mensuplai minuman kepada para pejuang
dan merawat serta mengobati mereka serta mentransportasikan pahlawan
yang gugur dan yang luka-luka ke Madinah.

Rufaidah Al-Anshariah (wafat 35 H.)

Sahabat wanita juru rawat tentara yang luka-luka ini telah
mengabdikan dirinya untuk melayani para pejuang Islam dan dianggap
sebagai juru rawat pertama dalam sejarah Islam. Dialah yang membalut
luka Saad bin Abu Waqash ketika dibawa ke kemahnya sewaktu Perang
Khandaq.

Rumaisha binti Milhan (wafat 30 H.)

Sahabat wanita terpandang, ibu Anas bin Malik ini, ikut dalam
beberapa kali pertempuran. Pada waktu Perang Uhud, dia bertugas
sebagai pensuplai minuman para pejuang dan mengobati yang cedera.
Pada waktu Perang Hunain dia bersama Aisyah bertugas mengambil air
dan membawanya dengan kantong-kantong kulit untuk diberikan kepada
kaum muslimin di saat perang sedang berkecamuk, setelah itu mereka
kembali lagi mengambil air dan membawanya ke barisan kaum muslimin.

Subaiah binti Harits

Subaiah binti Harits Al-Aslamiah ini, adalah seorang sahabat wanita
yang pernah kawin dengan Saad bin Khaulah dari suku Bani Amir yang
berasal dari Bani Luai. Saad, suaminya, sempat ikut dalam Perang
Badar dan wafat ketika melaksanakan haji wada. Umar bin Abdullah bin
Arqam meriwayatkan hadis yang berkenaan dengan talak dari sahabat
wanita ini.

Syifa binti Abdullah Al-Adawiah Al-Qurasyiah (wafat 20 H.)

Sahabat wanita yang terkemuka ini, pada zaman Jahiliah sudah pandai
tulis-baca dan setelah Islam dia mengajari Hafsah (istri Rasulullah
saw.) tulis-baca. Rasulullah sw. memberikan kepadanya sebuah rumah
di Madinah. Umar bin Khattab selalu mengutamakan pendapatnya.

Ummu Athiyah Al-Anshariah (Nasibah binti Harits) (wafat 8 H.)

Sahabat wanita terkemuka ini, sempat berbaiat kepada Rasulullah saw,
meriwayatkan hadis-hadis dari beliau dan mengikuti beliau berperang
sebanyak tujuh kali peperangan. Dia bertugas membuat makanan untuk
pejuang muslimin, mengobati tentara yang terluka dan merawat yang
sakit.

Ummu Darda (Khairah binti Abu Hadrad Al-Aslami) (wafat 30 H.)

Sahabat wanita yang terkemuka dan memiliki ide-ide yang cemerlang
ini berhasil menghafal banyak hadis Rasulullah saw. Banyak tabiin
yang meriwayatkan hadis dari beliau, seperti Sofwan bin Abdullah.
Beliau berdomisili di Madinah dan meninggal di negeri Syam (Suriah).

Para Sahabat 2 Januari 2009

Posted by ibnu_taheer in Sahabat Nabi.
Tags:
add a comment

Abdurrahman bin Azhar (wafat 63 H)

Kemenakan Abdurrahman bin Auf, seorang sahabat yang lebih dikenal
dengan julukan Abu Jubair. Beliau sempat mengikuti Perang Hunain.
Dia berhasil menghafal banyak hadis langsung dari Rasulullah saw.
Beliau berdomisili di Madinah dan meninggal dunia dalam Perang
Harrah (63 H/683 M).

Abdurrahman bin Samurah (wafat 50 H)

Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Samurah bin Habib bin Abdu
Syams Al-Qurasyi, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Said.
Beliau masuk Islam ketika penaklukan Kota Mekah, dia sempat ikut
dalam Perang Muktah, penaklukan Sijistan, Kabul, Sind serta
Khurasan. Beliau meninggal dunia di Kota Basrah.

Abu Ayub Al Anshari (wafat 52 H/672 M)

Nama lengkapnya adalah Khalid bin Zaid bin Kulaib, seorang sahabat
asal Ansar dari suku Khajraj. Beliaulah yang menjamu Nabi saw ketika
sampai di Madinah dalam perjalanan Hijrah dari Mekah. Beliau ini
sempat mengikuti baiat Akabah, perang Badar, perang Uhud, perang
Khandak dan peristiwa-peristiwa lainnya yang diikuti Rasulullah saw.
Beliau ini meninggal dalam kepungan pasukan Bizantium.

Abu Bakr Siddik (51 SH-13 H/ 573-634 M)

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Usman bin Amir, Dialah lelaki
yang pertama beriman dan Khulafaur Rasyidin yang pertama (11-13
H-632-634 M). Beliau selalu mengikuti Rasulullah saw sebelum dan
sesudah menjadi nabi. Banyak cobaan yang diderita oleh beliau, di
pihak lain beliau banyak sekali mendermakan hartanya. Beliau terus
mengikuti Rasulullah saw selama di Mekah dan berkesempatan menemani
Rasulullah di gua Tsaur, hijrah dan semua peperangan yang diikuti
Rasulullah. Sepeninggal Rasulullah saw beliau dinobatkan menjadi
khalifah, setelah itu beliau memberantas kaum yang murtad dan yang
tidak mau membayar zakat.

Abu Bakrah (wafat 52 H)

Nama aslinya adalah Nafi bin Harits bin Kildah As-Tsaqafi, salah
seorang sahabat yang berasal dari penduduk Taif. Beliau meriwayatkan
sebanyak 132 hadis dan meninggal dunia di Kota Basrah.

Abu Barzah (wafat 65 H)

Nama aslinya adalah Nadlah bin Ubaid bin Harits Al-Aslami, seorang
sahabat yang pernah tinggal di Kota Madinah dan Basrah. Beliau ikut
bersama pasukan Ali bin Abu Thalib ketika memerangi penduduk
Nahrawan dan Perang Azariqah bersama Mahlab bin Abu Shufrah. Beliau
meriwayatkan sebanyak 46 hadis.

Abu Basyir Al-Anshari (wafat 63 H)

Nama lengkapnya ialah Abu Basyir Al-Anshari Al-Haritsi, seorang
perawi yang hadisnya dalam masalah jihad banyak diriwayatkan oleh
Ibad bin Tamim Al-Anshari. Beliaulah yang banyak menderita luka
parah dalam Perang Harrah kemudian meninggal dunia akibatnya.

Abu Burdah Al-Anshari (wafat 41H)

Nama aslinya adalah Hani bin Niar bin Amru Al-Balwa, paman Barraa
bin Azib. Beliau ikut dalam Perang Badar. Hadisnya banyak
diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah dan Abdurrahman bin Jabir dalam
kitab “memerangi orang-orang murtad”. Beliau meninggal dunia di awal
Kekhalifahan Muawiah.

Abu Dardaa (wafat 32 H/652 M)

Nama lengkapnya adalah Uamir bin Malik, seorang sahabat perawi hadis
dari Ansar, suku Khajraj. Beliau ini dipersaudarakan oleh Rasulullah
saw dengan Salman Al Farisi. Dia mengikuti semua peperangan yang
terjadi setelah perang Uhud, namun keikut sertaannya dalam perang
Uhud terdapat silang pendapat. Hakim yang pernah bertugas di
Damaskus ini meninggal dunia di masa kekhalifahan Usman bin Affan ra.

Abu Dujanah Al Anshari (wafat 11 H)

Beliau ini adalah seorang sahabat yang sempat mengikuti perang Badar
dan meninggal dunia dalam perang Yamamah. Beliau ini ikut serta
melawan Musailamah.

Abu Hurairah (wafat 59 H/678 M)

Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Shakhr Al Azdi. Beliau
memeluk Islam pada tahun penaklukan Khaibar yaitu tahun ke 7 H
dimana beliau sempat mengikuti perang Khaibar itu bersama Rasulullah
saw. Beliau selalu mendampingi Rasulullah karena ingin belajar ilmu
pengetahuan yang sebanyak-banyaknya. Beliau termasuk ulama yang
banyak mengeluarkan fatwa. Khalifah Umar bin Khattab pernah
mengangkat beliau sebagai penguasa di Bahrain, akan tetapi khalifah
melihat beliau terlalu sibuk dengan amal ibadah, maka khalifah
mencopotnya. Beliau meninggal di Madinah.

Abu Juhaifah (wafat 74 H)

Nama aslinya adalah Wahab bin Abdullah bin Muslim bin Janadah
As-Sawai, seorang sahabat yang di waktu Nabi saw. mangkat masih
dalam keadaan bayi. Beliau bertempat tinggal di Kota Kufah dan
pernah menjadi bendahara baitul mal pada zaman Ali bin Abu Thalib.
Beliau biasa dipanggil dengan panggilan “Wahab yang baik”. Dialah
sahabat yang terakhir meninggal di Kota Kufah.

Abu Khuzaifah bin Utbah (wafat 11 H)

Nama lengkapnya adalah Abu Khuzaifah bin Utbah bin Rabiah bin Abdu
Syams bin Abdul Manaf. Beliau ini adalah sahabat asal Quraisy
termasuk orang yang masuk Islam dari sejak dini. Beliau ini sempat
mengikuti dua kali hijrah, ke Abessinia dan ke Madinah dan sempat
melaksanakan salat ke dua arah kiblat, ke Baitulmakdis dan Kakbah.
Beliau ini sempat mengikuti perang Badar dan meninggal dalam perang
Yamamah.

Abu Masud Al-Anshari (wafat 40 H)

Nama lengkapnya adalah Uqbah bin Amru bin Tsaklabah Al- Anshari
Al-Badri yang dijuluki dengan Abu Masud. Sahabat yang ikut dalam
Baiat Akabah, Perang Uhud dan peristiwa-peristiwa lainnya ini adalah
salah seorang pengikut Ali, ketika singgah di Kota Kufah diangkat
menjadi penggantinya pada saat Ali dan pasukannya bergerak ke
Shiffin. Beliau meriwayatkan lebih dari 100 hadis.

Abu Musa Asy’ari (wafat 44 H)

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Qais. Beliau sempat ikut hijrah
ke Abessina, kemudian datang ke Madinah setelah perang Khaibar.
Khalifah Usman bin Affan mengangkatnya sebagai penguasa di Koufah.
Beliau ini termasuk arbitrator dalam peristiwa arbitrasi Shiffin.

Abu Said Al Khudri (wafat 74 H)

Nama lengkapnya adalah Said bin Malik bin Sannan. Sahabat periwayat
hadis dari Rasulullah saw ini berasal dari kelompok Ansar, suku
Khajraj. Beliau adalah pakar hadis yang terkemuka di kalangabn
sahabat. Beliau sempat mengikuti dua belas kali peperangan.
Jabatannya yang terakhir adalah mufti Madinah, beliau ini wafat di
Madinah.

Abu Salamah Al Makhzumi (wafat 4 H.)

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abdul Asad. Saudara Nabi
sesusuan ini termasuk orang yang pertama-pertama masuk Islam. Beliau
sempat ikut hijrah ke Abessina dan Madinah dan sempat mengikuti
perang Badar. Beliau meninggal di Madinah dan termasuk orang yang
pertama diberikan daftar amalnya dengan tangan kanannya kelak.

Abu Sofyan bin Harb (wafat 31 H/652 M)

Nama lengkapnya adalah Sakhar bin Harb bin Umaiah. Beliau ini
termasuk orang kaya Quraisy, pada mulanya termasuk musuh Islam nomor
satu, di mana beliau sempat memimpin pasukan kaum Musyrikin dalam
perang Uhud dan Khandak. Beliau masuk Islam pada waktu penaklukan
kota Mekah. Dia adalah ayah dari Muawiah, pendiri Daulat Umaiah.

Abu Syuraih Adawi (wafat 68 H)

Nama aslinya adalah Khuwailid bin Amru bin Shakhr Al-Khuzai
Al-Kaabi, seorang sahabat yang memeluk Islam di hari penaklukan Kota
Mekah saat mana dia membawa panji-panji Bani Kaab. Beliau meninggal
di Ailah.

Abu Ubaidah bin Jarah (wafat 18 H/639 M)

Nama lengkapnya adalah Amir bin Abdullah. Sahabat asal Quraisy ini
termasuk sepuluh sahabat yang diproyeksikan oleh Nabi masuk surga.
Beliau ini dijuluki dengan pemegang amanat kaum Muslimin yang sempat
mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah saw. Dia termasuk
komando dalam penaklukan Syam (Suriah, Libanon, Yordan dan Palestina
sekarang). Ayahnya termasuk pasukan musyrikin yang berhasil
ditumbangkan dan dibunuhnya. Beliau meninggal dunia akibat penyakit
pes yang meraja lela.

Abu Umamah (Wafat 1 H)

Nama lengkapnya adalah Asad bin Zararah, seorang sahabat asal Ansar
yang telah lama masuk Islam, di mana beliau sempat ikut dalam baiat
Akabah I dan II. Beliau adalah kepala suku, dialah yang pertama
mengucapkan baiat pada malam baiat Akabah dan beliau pulalah orang
pertama membawa Islam ke Madinah

Abu Usaid (wafat 60 H)

Nama sebenarnya ialah Malik bin Rabiah bin Baden As-Saidi, seorang
sahabat yang ikut dalam Perang Badar bersama Nabi saw. Beliaulah
sahabat prajurit Badar yang terakhir meninggal. Di akhir hayatnya,
beliau mengalami kebutaan dan meninggal dunia di Kota Madinah.

Abu Waqid Al-Laitsi (wafat 68 H.).

Nama aslinya adalah Auf bin Harits Al-Laitsi, dijuluki Abu Waqid.
Beliau adalah sahabat yang pernah ikut dalam perang Badar. Dia
sempat singgah di Kota Madinah dan meninggal dunia di Kota Meru pada
zaman Khalifah Muawiah.

Abu Zar Al Gifari (wafat 32 H/652 M)

Beliau ini adalah seorang sahabat yang masuk Islam dari sejak dini.
Semasa Jahiliah beliau ini telah melarang minum khamar dan beliau
tidak pernah ikut menyembah berhala oleh sebab itu beliau terkenal
orang takwa. Dia selalu mengajak fakir miskin agar integrasi dengan
orang kaya. Beliau ini mengikuti penaklukan Baitulmakdis bersama
khalifah Umar bin Khatab. Rasulullah saw pernah bersabda tentang
beliau “semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada Abu Zar, yang
hidup menyendiri, mati menyendiri dan akan dibangkitkan sendiri pula”

Adi bin Hatim (wafat 68 H)

Nama lengkapnya adalah Adi bin Hatim bin Abdullah bin Saad bin
Hasyraj At-Thai, dijuluki dengan Abu Wahab dan Abu Tarif. Sahabat
yang masuk Islam pada tahun 9 H ini terkenal sebagai orator yang
sangat pandai. Beliau adalah kepala suku Thai baik pada masa
jahiliah maupun masa Islam. Dia mempunyai jasa besar dalam menumpas
kaum murtad dan ikut serta dalam penaklukan Irak. Beliau berdomisili
di Kota Kufah dan wafat di sana.

Ahnaf bin Qais (wafat 67 H)

Nama lengkapnya adalah Ahnaf bin Qais bin Hashin Mari El Munqari At
Tamimi. Pimpinan Bani Tamim ini termasuk kelompok cerdik pandai dan
orator. Beliau ikut dalam perang melawan Khurasan di bawah komando
Abu Musa Asy`ari. Dalam perang Jamal beliau ini sempat keluar
barisan karena menghindari terjadinya fitnah, namun dalam perang
Shiffin beliau termasuk dalam barisan Ali bin Abi Thalib. Ketika
pemilihan Abu Musa Asy`ari menjadi arbitrator, beliau tidak
sependapat dengan Ali bin Abi Thalib, namun setelah Muawiah menjadi
khalifah beliau ini menolak permintaan khalifah untuk ditunjuk
sebagai pejabat.

Akra’ bin Habis (wafat 31 H/651 M)

Nama lengkapnya adalah Akra` bin Habis bin Iqal Ad Darimi. Beliau
termasuk pemuka masyarakat Arab di zaman jahiliah. Ketika delegasi
bani Darim datang menemui Rasulullah saw beliau ikut di dalamnya, di
saat itulah dia mengumumkan Islamnya bersama anggota delegasi. Dia
mengikuti Khalid bin Walid dalam banyak peperangan di Yamamah di
saat konfrontasi melawan kaum yang murtad. Beliau juga sempat
mengikuti perang panaklukan Irak, di saat itulah beliau mendapat
berbagai cobaan (luka parah). Beliau wafat sebagai syahid dalam
perang Khauzjan.

Alaa bin Hadhrami (wafat 21 H)

Nama lengkapnya adalah Alaa bin Abdullah bin Ammar Al-Hadrami,
seorang sahabat yang lahir dan besar di Kota Mekah. Beliau diangkat
menjadi gubernur Bahrain oleh Nabi Muhammad saw. pada tahun 8 H dan
giat menumpas kaum murtad yang ada di sana. Konon beliaulah pemimpin
armada Islam pertama dalam rangka ekspansi wilayah kekuasaan Islam.

Ali bin Abu Thalib (23 SH-40 H/600 – 661 M)

Khalifah keempat dari Khulafaur Rasyidin ini adalah anak asuh, putra
paman sekaligus menantu Nabi Muhammad saw. Beliau termasuk pahlawan
perang Badar, Uhud, Khandak dan Hunain. Kaum muslimin menobatkannya
menjadi khalifah sepeninggal Usman bin Affan. Beliau ini termasuk
orator kawakan dan pakar peradilan. Beliau menjadi pimpinan dalam
perang Jamal, Shiffin dan Nahrawan.

Amar bin Ma’d Yakrib (wafat 21 H)

Beliau masuk Islam pada tahun kesembilan hijrah. Sepeninggal
Rasulullah saw dia sempat murtad dan bertaubat kembali menjadi
Muslim yang baik. Beliau sempat mengikuti perang Yarmuk, dia
menderita luka parah di mana sebelah matanya tercongkel. Dalam
perang Qadisiah dia juga menderita luka parah dan akhirnya meninggal
dalam perang Nahawand.

Amir bin Fahirah At Tamimi

Sahabat yang berasal dari suku Azdi ini termasuk orang yang memeluk
Islam dari sejak dini. Beliau adalah seorang yang beragama yang
baik, dalam buku-buku sejarah namanya banyak disebut sebagai
pahlawan yang gigih. Beliau mati syahid dalam perang Bi`ri Maunah.

Amir bin Rabiah (wafat 35 H)

Amir bin Rabiah termasuk orang yang memeluk Islam dari sejak dini
dan berkesempatan mengikuti emigrasi ke Abessinia dan hijrah ke
Madinah. Beliau sempat mengikuti perang Badar dan berbagai perang
berikutnya. Khalifah Usman bin Affan mengangkatnya sebagai
pemerintah di Madinah sewaktu khalifah menunaikan ibadah haji.
Beliau meninggal beberapa hari setelah Usman meninggal dunia.

Ammar bin Yasir (wafat 37 H/657 M)

Sahabat yang memeluk Islam dari sejak dini ini masuk Islam bersama
ayah dan ibunya (Yasir dan Sumaiyah) yang akibatnya mereka sama-sama
menderita berbagai cobaan dari suku mereka yaitu Mahzum. Ayahnya
sempat meninggal dalam cobaan tersebut, sedangkan ibunya ditikam
oleh Abu Jahal sehingga menemui ajalnya. Beliau pergi emigran ke
Abessinia, sekembalinya dari Abessinia dia ikut hijrah ke Madinah.
Dalam perang Badar dan Khandak beliau ini menderita luka parah.
Beliau ikut perang Shiffin di belakang Ali bin Abu Thalib dan
meninggal dalam perang tersebut.

Amru bin Ash (wafat 43 H./664 M.).

Amru bin Ash bin Wail bin Hasyim bin Said bin Saham ini adalah
pimpinan Arab terkenal yang menaklukkan Mesir dan membangun kota
Fustat (Cairo sekarang). Beliau sempat mengikuti arbitrasi seusai
perang Shiffin di mana Muawiah menang berkat kecerdikannya. Beliau
meninggal di Cairo.

Amru bin Jammuh (wafat 3 H)

Sahabat asal Ansar ini tergolong bangsawan kaum Ansar yang oleh Nabi
saw mengangkatnya menjadi pemimpin Bani Salamah. Beliau meninggal
dalam perang Uhud.

Amru bin Umaiah (wafat 55 H)

Nama lengkapnya adalah Amru bin Umaiah bin Khuwailid bin Abdullah
Ad-Dlamiri, seorang sahabat yang sangat pemberani. Ketika Perang
Badar dan Uhud, beliau masih berada dalam barisan kaum musyrikin.
Setelah dia memeluk Islam, dia ikut partisipasi dalam Perang Bir
Maunah. Beliau meriwayatkan 20 hadis dan meninggal di Kota Madinah
pada zaman Muawiah bin Abu Sofyan.

Anas bin Malik bin Nadar (wafat 93 H)

Sahabat asal Ansar, suku Khajraj ini adalah pembantu Rasulullah saw
yang sempat mengikuti berbagai penaklukan. Beliau termasuk rawi yang
banyak meriwayatkan hadis. Dia berdomisili dan meninggal di kota
Basrah.

Asid bin Khudair (wafat sekitar tahun 20 H)

Sahabat yang satria ini berasal dari kelompok Ansar, kepala suku
Aus. Beliau termasuk orang-orang yang masuk Islam dari sejak dini,
di mana beliau termasuk tokoh penting dalam baiat Akabah. Rasulullah
saw mempersaudarakannya dengan Zaid bin Haritsah. Beliau meninggal
di zaman pemerintahan Umar bin Khattab ra.

Ayad bin Ganim (wafat 20 H)

Nama lengkapnya adalah Ayad bin Ganim bin Zuhair Al Fihri Al
Qurasyi. Beliau termasuk emigran pertama-tama, sempat mengikuti
perang Badar dan perang-perang yang sesudah itu. Beliau termasuk
komando penakluk yang berani. Sewaktu singgah di Syam (Suriah dan
sekitarnya) beliau berhasil menaklukkannya berikut kawasan
semenanjung Arab lainnya. Beliau meninggal di negeri Syam.

Barra` bin Azib (wafat 71 H/690 M)

Sahabat asal suku Khajraj ini sempat mengikuti penaklukan Persia,
perang Jamal dan Shiffin di barisan Ali bin Abi Thalib dan
pembantrasan kaum sparatis (Khawarij). Beliau berdomisili dan
meninggal dunia di kota Koufah

Nukman bin Makran (wafat 21 H/642 M)

Nukman bin Makran bin Umar bin Aiz ini adalah sahabat asal suku
Mazani yang menjadi komando dalam perang penaklukan Persia. Beliau
berhasil menduduki wilayah Qarmisin, namun terbunuh dalam perang
Nahawand.

Qais bin Saad (wafat 60 H)

Nama lengkapnya adalah Qais bin Saad bin Ubadah bin Dulaim
Al-Anshari Al-Khajraji, seorang sahabat yang menjabat kepala polisi
pada zaman Nabi Muhammad saw. Oleh Khalifah Ali bin Abu Thalib
beliau diangkat menjadi gubernur Mesir tahun 36 H. Beliau wafat di
Kota Madinah.

Qaka` bin Amar At Tamimi (wafat 40 H)

Sahabat ini adalah seorang patriot Arab di zaman jahiliah dan Islam,
dia sempat mengikuti perang Yarmuk. Dalam perang Qadisiah dia
menderita luka parah. Dia ikut berjuang dalam perang Jamal di
belakang Ali bin Abi Thalib. Abu Bakar pernah bicara tentang dia “
Teriakannya dalam suatu pertempuran lebih bermanfaat dari kehadiran
seribu serdadu”. Beliau berdomisili dan meninggal dunia di Koufah.

Qatadah bin Nukman Al Anshari (wafat 23 H)

Beliau ini termasuk juru tembak terkenal, dia mengikuti semua
peperangan yang diikuti Rasulullah saw. Dalam perang Uhud sebelah
matanya cedera sampai jatuh keluar. Rasulullah saw memasukkannya
kembali ke tempatnya, sampai akhir hayatnya mata tersebut terus
sehat. Beliau meninggal di Madinah.

Rafi bin Khudaij (wafat 73 H)

Nama lengkapnya ialah Rafi bin Khudaij bin Rafi Al-Ausi Al-Anshari,
seorang sahabat yang meriwayatkan hadis dari kedua pamannya, Zuhair
dan yang satu lagi tidak diketahui namanya. Beliau berdomisili di
Kota Madinah dan meninggal dunia di sana.

Saad bin abi Waqqas (wafat 55 H/ 675 M)

Sahabat asal Quraisy dari suku Zuhri ini termasuk sepuluh orang yang
diproyeksikan Rasulullah saw masuk surga. Beliau ini memimpin
pasukan dalam penaklukan Persia dan berhasil memukul pasukan
panglima Rustum dalam perang Qadisiah. Beliau inilha yang membangun
kota Koufah.

Saad bin Muaz (wafat 5 H/ 627 M)

Saad bin Muaz bin Nukman asal Madinah, suku Aus ini adalah seorang
sahabat yang mempunyai jiwa patriot. Beliau adalah bangsawan suku
Aus yang masuk Islam antara baiat Akabah I dan baiat Akabah II.
Rasulullah saw pernah mengaplikasikan pendapatnya sekitar
pembangkangan dan pembatalan perjanjian yang ditanda tangani Nabi
dengan bani Quraizah yaitu membunuh kaum lelaki dan memperbudak kaum
wanita dan anak-anak mereka. Beliau mati syahid dalam perang Khandak

Saad bin Ubadah (wafat 14 H/ 635 M)

Sahabat asal Ansar, suku Khajraj ini termasuk pangeran terpandang di
masa jahiliah dan Islam. Beliau sempat mengikuti baiat Akabah,
perang Uhud, perang Khandak. Beliau ini mempunyai ambisi menjadi
khalifah sepeninggal Rasulullah saw, sehingga dia tidak ikut
membaiat Abu Bakar Siddik dan Umar bin Khattab ra. Beliau menyingkir
ke daerah Khauran dan meninggal di daerah tersebut.

Saddad bin Aus (wafat 58 H)

Saddad bin Aus bin Tsabit Al Khajraji yang dijuluki dengan Abu
Abdurrahman ini sempat mengikuti prang Badar. Beliau ini mempunyai
dua keistimewaan, masing-masing bila bicara, jelas sekali dan bila
marah dapat dipendam. Beliau meninggal di Palestina dan dimakamkan
di Baitulmakdis di masa pemerintahan Muawiah.

Sahal bin Hunaif (wafat 38 H)

Nama lengkapnya adalah Sahal bin Hunaif bin Wahib Al-Ausi
Al-Anshari, seorang sahabat yang ikut serta dalam hampir seluruh
peperangan bersama Rasulullah saw. juga termasuk yang bertahan pada
posisinya saat kekalahan kaum muslimin di Perang Uhud. Beliau
diangkat oleh Ali bin Abu Thalib menggantikan kedudukannya di
Madinah ketika pasukan akan bergerak ke Kota Basrah, setelah itu
menjabat sebagai gubernur Persia.

Sahal bin Saad Saidi (wafat 91 H)

Nama lengkapnya Sahal bin Saad bin Malik Al-Anshari As-Saidi,
seorang sahabat yang sebelumnya bernama Hazen kemudian diganti oleh
Rasulullah saw. dengan Sahal. Beliaulah sahabat yang terakhir
meninggal dunia di Kota Madinah dalam usia 100 tahun.

Saib bin Yazid (wafat 91 H)

Nama lengkapnya adalah Saib bin Yazid bin Said bin Tsumamah bin
Aswad Al-Kindi, seorang sahabat yang dalam usia 7 tahun, dibawa
kedua orang tuanya melaksanakan haji wada bersama Nabi Muhammad saw.
Beliau wafat di Kota Madinah.

Said bin Ash (wafat 59 H/679 M)

Said bin Ash bin Said bin Ash bin Umaiah bin Abdu Syams keturunan
Umawi ini adalah seorang sahabat yang mempunyai sifat dermawan dan
berkelakuan baik. Pada tahun 30 H khalifah Usman bin Affan
mengangkatnya sebagai penguasa di Koufah. Beliau ini termasuk
pembantu khalifah dalam program pengkodifikasian Al Qur`an. Beliau
meninggal di Madinah.

Said bin Zaid (wafat 51 H/671 M)

Said bin Zaid bin Amru bin Nufail Al Adawi ini adalah seorang
sahabat asal Quraisy yang berkesempatan mengikuti semua peperangan
yang disertai Rasulullah saw kecuali perang Badar. Beliau termasuk
sepuluh orang yang diproyeksikan masuk surga oleh Nabi saw. Beliau
ikut dalam penaklukan negeri Syam (Suriah dan sekitarnya), kemudian
meninggal di Madinah.

Salim, Maula Abu Huzaifah (wafat 11 H)

Salim bin Ubaid bin Rabiah adalah termasuk orang yang masuk Islam
dari sejak dini dan termasuk empat orang guru Al Qur`an yang
mendapat rekomendasi dari Rasulullah saw. Beliau diserahi pemegang
bendera Islam dalam perang penumpasan kaum murtad di saat mana kedua
tangan beliau terputus kemudian beliau mati syahid.

Salmah bin Akwa` (wafat 47 H)

Sahabat ini termasuk orang yang membaiat Nabi dalam baiat Ridwan.
Beliau mengikuti Rasulullah saw dalam tuju kali peperangan. Dia
mempunyai jiwa patriot, juru tembak dan tangkas larinya melebihi
keccepatan kuda. Beliau ini meninggal dalam usia 80 tahun

Salman Al Farisi (wafat 35 H/ 655 M)

Sahabat yang dulunya penganut agama Majusi dari Persia ini berangkat
meninggalkan kampung halamannya dengan suatu tujuan mencari agama
yang benar. Pertama sekali dia menganut agama Kristen, dia ditawan
dan dijual dan berpindah-pindah tangan, terakhir sampai ke Madinah
lalu dibeli dan dimerdekakan oleh Rasulullah saw. Beliau inilah yang
mempunyai ide penggalian paret dalam perang Khandak. Beliau
mengikuti semua peperangan termasuk penaklukan Irak, kemudian dia
diangkat sebagai pemerintah di Madain. Dia berdomisili dan meninggal
di pos terakhirnya ini.

Samurah bin Jundub (wafat 56 H)

Beliau ini sangat jujur, tidak pernah bohong dan mencintai Islam,
salah seorang pejabat kekhalifahan yang berasal dari Ansar. Beliau
berdomisili dan meninggal di Basrah di masa pemerintahan Muawiah,
bila beliau pergi tugas ke kota Koufah beliau digantikan oleh Ziad.
Beliau ini sangat tegas dalam menghadapi kaum sparatis Khawarij.

Shaab bin Jatsamah Al-Laitsi (wafat 25 H)

Nama lengkapnya adalah Shaab bin Jatsamah bin Qais Al-Laitsi, salah
seorang sahabat yang terkenal berani. Beliau selalu ikut andil dalam
banyak peperangan pada zaman Nabi Muhammad saw. juga dalam perang
menaklukkan Istakher dan Persia.

Shuhaib Ar Rumi (wafat 28 H)

Shuhaib bin Sannan bin Malik ini dijuluki dengan Ar Rumi, karena
beliau lama berdomisili di Roma ketika dia tertawan. Beliau ini
masuk Islam di Dar Arqom bersama Ammar. Beliau termasuk orang-orang
lemah yang menerima berbagai macam cobaan dalam mempertahankan
agamanya. Beliau ikut berhijrah ke Madinah dan sempat mengikuti
perang Badar. Kaum Quraisy memberi pilihan kepadanya antara hijrah
ke Madinah dan hak-miliknya yang berada di Mekah, tetapi dia memilih
hijrah, oleh karena itulah Firman Allah turun tentang beliau yang
berarti ” Ada sebagian orang yang berani membeli dirinya demi
mengharap rida Allah” Al Baqarah ayat 207. Beliau sempat mengikuti
semua perang mulai dari perang Badar, kemudian meninggal di Madinah.

Shukbah bin Najiah bin Iqal bin Muhammad bin Sofyan adalah pemuka
Arab dan pimpinan suku Tamim di masa jahiliah dan Islam Beliau
inilah warga Tamim pertama membayar tebusan agar tidak menanam putri
suku mereka hidup-hidup, sehingga di saat Islam muncul beliau
mempunyai 104 orang putri yang ditebusnya dari orang tua mereka
masing-masing agar tidak ditanam.

Suhail bin Amr (wafat 15 H)

Suhail bin Amr bin Abdu Syams Al Amiri ini adalah pimpinan delegasi
Quraisy dalam perjanjian Hudaibiah. Kaum Muslimin berhasil
menawannya dalam perang Badar, namun dia dibebaskan setelah membayar
tebusan dirinya. Beliau tetap dalam agama aslinya sampai penaklukan
kota Mekah. Pada saat itulah beliau masuk Islam, seterusnya
berangkat dan berdomisili di Madinah. Beliau sempat mengikuti perang
penaklukan negeri Syam (Suriah dan sekitarnya) dan perang Yarmuk dan
meninggal dalam perang terakhir ini.

Sulaiman bin Sharad (wafat 65 H)

Nama lengkapnya adalah Sulaiman bin Sharad bin Jun bin Abu Jun Abdul
Uzza bin Munqiz As-Saluli Al-Khuza`i, seorang sahabat yang dijuluki
dengan Abu Mathraf. Sebelumnya beliau dinamai Yasar lalu diganti
oleh Rasulullah saw. dengan Sulaiman. Beliaulah pemimpin Jamaah
orang-orang yang bertaubat yang menuntut bela atas kematian Imam
Husain. Beliau gugur dalam peperangan melawan tentara Abdullah bin
Ziyad.

Suraqah bin Malik (wafat 24 H)

Orang inilah yang berhasil mengejar Rasulullah saw ketika hijrah ke
Madinah, namun berkat doa Rasulullah saw, kedua kaki kudanya
tertanam di pasir. Atas permohanannya sendiri dia minta dibebaskan,
dengan syarat dia tidak akan memberitahukan kepada siapapun. Beliau
ini masuk Islam pada penaklukan kota Mekah dan meninggal dunia di
masa pemerintahan Usman bin Affan ra.

Thalhah bin Abdullah (wafat 36 H/ 656 M)

Thalhah bin Abdullah bin Usman bin Kaab bin Said, sahabat asal
Quraisy ini adalah salah seorang dari enam konsultan Rasulullah saw
dan termasuk sepuluh orang yang diproyeksikan masuk surga oleh Nabi.
Beliau ini mengikuti perang Uhud dan menderita luka parah yang luar
biasa. Dia membuat dirinya menjadi perisai bagi Rasulullah saw dan
mengalihkan panah yang akan menancap diri Rasulullah saw dengan
tangannya sehingga semua jari-jarinya terputus. Beliau meninggal
akibat panahan pada perang Jamal.

Thulaib bin Umair (wafat 13 H)

Thulaib bin Umair bin Wahab bin Abi Katsir bin Qushai adalah seorang
sahabat asal Quraisy. Beliau ini termasuk peserta emigran ke
Abessinia. Beliaulah orang pertama menumpahkan darah kaum musyrikin
dalam sejarah Islam karena mempertahankan Nabi. Dia berkesempatan
mengikuti perang Badar dan berbagai peperangan berikutnya sampai
beliau menemui ajalnya dalam perang Ajnadin.

Tsabit bin Dlahhak (wafat 64 H)

Nama lengkapnya Tsabit bin Dlahhak bin Khalifah Asyhali Al-Ausi
Al-Madani, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Zaid. Beliau
ikut dalam peristiwa Baiat Ridwan, dia dibonceng oleh Nabi Muhammad
saw. pada Perang Khandaq. Beliau meriwayatkan 14 hadis.

Tsauban, budak yang dibebaskan Rasulullah (wafat 54 H)

Namanya Tsauban bin Mujaddid, seorang budak yang dibeli oleh
Rasulullah saw. lalu dibebaskan. Kemudian beliau masih terus
berkhidmat kepada Nabi saw. sampai wafatnya dan meriwayatkan 128
hadis.

Tsumamah bin Atsal (wafat 11 H)

Tsumamah bin Atsal bin Nukman bin Maslamah Al Hanafi ini berasal
dari daerah Yamamah. Beliau adalah seorang satria yang ditakuti dan
pemuka dalam kaumnya. Beliau datang ke Madinah dan menyatakan ke
Islamannya di hadapan Rasulullah saw, setelah itu dia pergi ke Mekah
meneruskan dakwah Nabi, menantang ide Musailamah Al Kazab. Pada
tahun 8 H beliau diangkat oleh Nabi menjadi pemerintah di Bahrain
Dalam berbagai peperangan melawan kaum musyrikin, Tsumamah ini
selalu memberikan bala bantuan.

Ubadah bin Shamit (wafat sekitar 34 H)

Ubadah bin Shamit bin Qais, sahabat asal Ansar, suku Khajraj ini
termasuk salah seorang pimpinan dalam baiat Akabah. Rasulullah saw
mepersaudarakan beliau dengan Abu Murtsid Al Ganawi. Beliau sempat
mengikuti perang Badar dan semua peperangan lainnya termasuk perang
penaklukan Mesir. Beliaulah hakim Islam pertama di daerah Palestina
dan termasuk hafiz yang mempunyai kodifikasi Al Qir`an di zaman
Rasulullah saw. Beliau menginggal di Ramlah.

Ubai bin Kaab bin Qais (wafat 21 H)

Sebelum kedatangan Islam, Ubai ini adalah termasuk pendeta Yahudi
yang banyak membaca kitab-kitab klasik. Beliau ini sempat mengikuti
baiat Akabah II, ketika itulah dia mengumumkan keislamannya
sekaligus membaiat Rasulullah saw. Sejak itu Ubai masuk ke dalam
kelompok juru tulis wahyu. Beliau sempat mengikuti perang Badar,
Uhud dan semua perang yang diikuti Rasulullah saw. Beliau ini
termasuk empat orang pengajar Al Qur`an yang hafiz dan mempunyai
kodifikasi Al Qur`an di zaman Rasulullah saw, dia terkenal dengan
julukan Said El Qurra` (Boss semua Qari).

Ukbah bin Amir Al Juhani (wafat 59 H)

Sahabat ini meriwayatkan banyak hadis langsung dari Rasulullah saw,
sebaliknya banyak pula sahabat dan tabiin yang meriwayatkan hadis
Nabi dari beliau. Beliau ini adalah seorang pandai Al Qur`an, pakar
Faraidl dan ilmu Fikih disamping sebagai puitis juga sebagai penulis
kawakan. Beliau ini termasuk hafiz Al Qur`an, sempat mengikuti
perang penaklukan kota Damaskus dan perang Shiffin dan akhirnya
meninggal di masa pemerintahan Muawiah.

Umair bin Wahab Al Jamhi (wafat 24 H)

Suku Quraisy pernah mengutusnya untuk membunuh Nabi saw akan tetapi
sebelum melakukan niatnya beliau bertaubat dan memeluk Islam. Beliau
sempat mengikuti perang Uhud dan peperangan-peperangan lain setelah
itu. Dia berjuang menumpas kaum murtad. Beliau termasuk dalam
pasukan penaklukan Syam, ikut bersama Amru bin Ash menaklukkan kota
Alexandria. Beliau hidup sampai awal pemerintahan Usman bin Affan ra.

Umar bin Abu Salamah (2-83 H)

Nama lengkapnya ialah Umar bin Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad
Al-Khajraji, dilahirkan di Abessina. Beliau dibesarkan dan dididik
oleh Nabi Muhammad saw. Dia pernah menjadi gubernur di Bahrain pada
masa Ali bin Abu Thalib serta berjuang dalam barisannya ketika
Perang Jamal tahun 36 H/656 M. Beliau wafat di Kota Madinah.

Umar bin Khattab (40 SH-23 H/584-644 M)

Khalifah kedua dari Khulafaur Rasyidin ini memeluk Islam lima tahun
sebelum hijrah dan dinobatkan menjadi khalifah sepeninggal Abu Bakar
Siddik. Beliau inilah orang yang pertama mendapat julukan Amirul
Mukminin. Di masa pemerintahan Abu Bakar beliau diserahi tugas
Hakim, beliau inilah hakim pertama dalam Islam. Keadilannya menjadi
objek perumpamaan. Yang memulai kalender tahun hijriah adalah
beliau, yang pertama membuat Dewan (registrasi) dalam Islam juga
beliau. Di masa pemerintahannyalah terjadi penaklukan daerah Syam
(Suriah dan sekitarnya), Irak, Baitulmakdis, Madain, Mesir,
Semenanjung Arab, Khurasan, Sijistan dan Cyprus.

Usamah bin Zaid (wafat 54 H/674 M)

Usamah lahir dari keluarga yang sudah Muslim. Semasa mudanya, Nabi
Muhammad saw menyerahkan pimpinan pasukan militer yang besar
kepadanya. khalifah Umar bin Khattab menaruh respek kepadanya.
Beliau termasuk orang yang menyingkirkan diri dari pemerintahan
karena menghindari terjadinya fitnah sepeninggal khalifah Usman bin
Affan. Usamah meninggal di Medinah

Usman bin Afffan (47 SH-35 H./ 577-656 M.).

Khalifah ketiga dari Khulafaur Rasyidin (23 H/644 M) ini berasal
dari Quraisy, suku Umawi yang dilahirkan di Mekah dan memeluk Islam
segera setelah Nabi dibangkitkan. Di zaman jahiliah beliau termasuk
orang kaya dan terpandang. Beliau berhasil mempersunting dua putri
Nabi, masing-masing Ruqayah dan Umu Kaltsum, sehingga dijuluki
dengan “yang memiliki dua cahaya” . Beliau inilah yang mengadakan
kodifikasi Al Qur`an. Di antara aktifitasnya yang terbesar adalah
mempersiapkan pasukan Islam pada tahun ke sembilan Hijrah di mana
Rasulullah saw ikut berjuang dalam peperangan Tabuk tersebut.
Sepeninggal Umar bin Khattab beliau dinobatkan sebagai khalifah, di
masa pemerintahannyalah ditaklukkan daerah-daerah Armenia, Trans
Caucasia, Khurasan, Karman, Sijistan, Tunisia dan Cyprus. Beliau
inilah yang memperluas Masjidilharam dan Mesjid Nabi di Madinah dan
beliaulah khalifah Islam yang pertama mengadakan sistem kepolisian
dan Peradilan.

Usman bin Maz`un (wafat 2 H/624 M)

Sahabat yang termasuk cendekiawan Arab di zaman jahiliah ini sempat
mengikuti perang Badar dan meninggal dunia sekembalinya dari perang
tersebut. Beliau inilah yang pernah berniat membujang dan
meninggalkan keduniaan akan tetapi Rasulullah saw melarang berliau
dari niat tersebut. Sepeninggal beliau Rasulullah saw menciumnya
sambil mengalirkan air mata. Beliau inilah sahabat pertama meninggal
di Madinah.

Wahsyi bin Harb (wafat 25 H)

Sahabat ini termasuk pahlawan dari kelompok budak Mekah di zaman
Jahiliah. Beliau inilah pembunuh Hamzah dalam perang Uhud, setelah
itu beliau memeluk Islam. Beliau sempat mengikuti perang penumpasan
kaum murtad dan berhasil membunuh Musailamah. Beliau juga ikut dalam
perang Yarmuk, kemudian dia berdomisili dan meninggal dunia di Homs.

Ya’la bin Umaiah (wafat 37 H)

Nama lengkapnya adalah Ya`la bin Umaiah bin Abu Ubaidah bin Hammam
At Tamimi Al-Handali, seorang sahabat yang masuk Islam pada hari
penaklukan Kota Mekah. Beliau ikut bersama Nabi saw. dalam Perang
Taif, Hunain dan Tabuk. Oleh Khalifah Abu Bakar beliau diangkat
menjadi gubernur Yaman.

Zaid bin Arqam (wafat 68 H)

Nama lengkapnya adalah Zaid bin Arqam bin Yazid bin Qais bin Nukman
bin Malik bin Agar bin Tsalabah bin Kaab bin Khajraj, seorang
sahabat yang menyertai Nabi Muhammad saw. dalam 17 kali peperangan,
yang pertama adalah pada Perang Khandaq. Beliau juga banyak
meriwayatkan hadis.

Zaid bin Haritsah (wafat 8 H/629 M)

Sahabat ini pernah diangkat oleh Rasulullah saw sebagai anak angkat,
sebelum legalitas anak angkat dicabut. Rasulullah saw mengawinkannya
dengan Zainab binti Jahasy putri pamannya kandung, setelah keduanya
cerai, Rasulullah saw mengawinkannya lagi dengan Umu Kaltsum Binti
Uqbah. Rasulullah saw memerdekakannya setelah pergaulan mereka akrab
dengan catatan pembayaran tebusan dari keluarganya. Beliau
diserahkan memimpin pasukan dalam perang Muktah.

Zaid bin Khalid Al-Juhani (wafat 68 H)

Zaid bin Khalid Al-Juhani ini adalah seorang sahabat yang ikut dalam
Perdamaian Hudaibiah. Pada hari penaklukan Kota Mekah beliau
dipercayakan memegang bendera suku Juhainah. Beliau banyak
meriwayatkan hadis Nabi yang termuat dalam kitab Sahih Bukhari dan
Muslim.

Zaid bin Khattab (wafat 11 H)

Zaid bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza adalah saudara sebapak
Umar bin Khattab ra. Beliau ini termasuk peserta emigran
pertama-tama yang berkesempatan mengikuti semua peperangan mulai
dari perang Badar. Beliau ikut dalam perang penumpasan kaum Murtad
di Yamamah dan meninggal dalam perang tersebut.

Zaid bin Tsabit (wafat 45 H/ 665 M)

Sahabat asal Ansar, suku Khajraj ini termasuk tokoh sahabat dan
pakar ilmu faraid. Beliau ditugasi oleh Rasulullah saw belajar
bahasa Suryani dan Ibrani agar dapat mengetahui isi surat-surat yang
diterma Rasulullah saw dari kedua suku ini. Beliau ini adalah
termasuk juru tulis wahyu.

Zubair bin Awam (wafat 36 H/656 M)

Sahabat asal Quraisy ini adalah putra bibi Rasulullah saw sekaligus
pendampingnya. Beliau termasuk 10 orang yang telah diproyeksikan
masuk surga. Dia mengikuti semua perang bersama Rasulullah saw.

Aabdullah bin Jahsy (wafat 3 H/625 M)

Abdullah bin Riab bin Yakmur adalah seorang sahabat asal dari suku
Bani Asad, saudara kandung Zainab binti Jahsy, ummul mukminin. Ipar
Rasulullah saw ini meninggal dalam perang Uhud.

Abbas bin Abdul Muthalib (wafat 32 H/653 M)

Paman Rasulullah saw ini termasuk pemuka Quraisy baik semasa
jahiliah maupun setelah Islam. Beliau ini mempunyai posisi yang
sangat terhormat di pandangan Rasulullah saw. Sebelum beliau masuk
Islam dia ikut dalam rombongan Ansar ketika baiat Akabah. Dinasti
Abbasiah mengambil nama dari beliau. Dia meninggal di Madinah.

Abdullah bin Abbas (wafat 68 H)

Sahabat yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang ini dijuluki
dengan Informan Umat Islam. Beliaulah asal silsilah khalifah Daulat
Abbasiah. Dia dilahirkan di Mekah dan besar di saat munculnya Islam,
di mana beliau terus mendampingi Rasulullah saw sehingga beliau
mempunyai banyak riwayat hadis sahih dari Rasulullah saw. Beliau
ikut di barisan Ali bin Abi Thalib dalam perang Jamal dan perang
Shiffin. Beliau ini adalah pakar fikih, genetis Arab, peperangan dan
sejarah. Di akhir hidupnya dia mengalami kebutaan, sehingga dia
tinggal di Taif sampai akhir hayatnya.

Abdullah bin Abu Aufa (wafat 86 H)

Nama lengkapnya ialah Abdullah bin Abu Aufa Al-Aslami, dijuluki
dengan Abu Muawiah. Sahabat yang ikut dalam Perdamaian Hudaibiah dan
peristiwa-peristiwa lainnya ini, berdomisili di Kota Madinah sampai
Rasulullah saw. wafat, setelah itu beliau pindah ke Kota Kufah.
Dialah sahabat yang terakhir meninggal di sana.

Abdullah bin Amru bin Ash (wafat 65 H)

Beliau ini masuk Islam sebelum ayahnya dan tergolong sahabat yang
banyak amal ibadahnya. Di masa jahiliah beliau ini telah pandai
tulis baca dan menguasai bahasa Suryani. Beliau mengikuti berbagai
peperangan dan hobbi berperang dengan menggunakan dua pedang.
Muawiah mengangkatnya sebagai penguasa di Koufah dalam waktu yang
tidak terlalu lama. Para ulama bersilang pendapat sekitar tempat
meninggalnya, ada yang mengatakan beliau meninggal di Mesir.

Abdullah bin Amru bin Haram (wafat 3 H/ 635 M)

Seorang sahabat yang terpandang di kalangan peserta baiat Akabah dan
perang Badar, di mana beliau ini termasuk pimpinannya. Beliau
meninggal dalam perang Uhud. Diriwayatkan bahwa malaikat
membayang-bayangi jenazahnya di saat kematiannya

Abdullah bin Jakfar (wafat 80 H)

Abdullah bin Jakfar bin Abu Thalib yang dijuluki dengan Abu Jakfar
ini adalah seorang sahabat yang pertama lahir di Abessina pada masa
awal Islam. Dia datang ke Kota Madinah bersama ayahnya dan banyak
menghafal serta meriwayatkan hadis langsung dari Rasulullah saw.
Beliau wafat di Kota Madinah.

Abdullah bin Khuzafah As Sahmi (wafat 28 H)

Sahabat yang memeluk Islam dari sejak dini sempat mengikuti emigrasi
ke Abessinia kemudian hijrah ke Madinah. Beliau sempat mengikuti
penaklukan daerah Syam (Suriah dan sekitarnya), tapi malang beliau
tertawan oleh pasukan Romawi dalam penyerbuan di Kaisariah. Beliau
meninggal di Mesir di masa pemerintahan Usman bin Affan ra.

Abdullah bin Masud bin Gafil (wafat 32 H)

Sahabat ini termasuk orang yang memeluk Islam dari sejak dini dan
termasuk sepuluh orang yang diproyeksikan masuk surga oleh Nabi saw.
Beliau termasuk juru tulis wahyu dan pengajar Al Qur`an terkemuka.
Beliau terkenal pakar dalam tafsir dan ilmu sebab-sebab turunnya
suatu ayat. Semua peperangan yang diikuti Rasulullah, belia
mengikutinya. Disamping kepakarannya dalam bidang fikih dan hadis
beliau juga termasuk sastrawan dan puitis. Sepeninggal Rasulullah
saw beliau dipercayakan mengurusi baitul mal di Koufah. Di masa
pemerintahan Usman bin Affan ra beliau datang ke Madinah dan
meninggal di sana.

Abdullah bin Mughaffal (wafat 57 H.).

Abdullah bin Mughaffal Al-Mazani, adalah seorang sahabat yang sempat
ikut dalam Baiatus Syajarah (sumpah prasetia di bawah sebatang
pohon) dalam peristiwa Baiat Ridwan. Beliau masuk kelompok
orang-orang yang diutus Khalifah Umar bin Khattab mengajarkan
ilmu-ilmu keislaman kepada kaum muslimin di Kota Basrah, kemudian
beliau menetap di kota tersebut dan meninggal dunia di sana.

Abdullah bin Rawahah (wafat 8 H/ 629 M)

Sahabat asal Ansar dari suku Khajraj ini termasuk orang yang memeluk
agama Islam dari sejak dini yang merupakan salah seorang pimpinan
dalam baiat Akabah. Berliau ini sempat mengikuti perang Badar dan
peperangan-peperangan sesudah itu, akhirnya beliau meninggal dalam
perang Muktah.

Abdullah bin Salam (wafat 43 H/663 M)

Sahabat yang sebelumnya penganut Yahudi ini memasuki Islam segera
setelah kedatangan Rasulullah saw hijrah ke Madinah. Beliau
mengikuti perang penaklukan Baitulmakdis bersama Umar bin Khattab ra
dan akhirnya beliau meninggal di Madinah.

Abdullah bin Umar bin Khattab (wafat 73 H/692 M)

Sahabat pemuka Quraisy ini memeluk Islam bersama ayahnya semasa
kecil dan mengikuti hijrah bersama ayahnya ke Madinah. Beliau
termasuk pemuka, ilmuan dan juru fatwa kaum muslimin. Beliau
mengikuti penaklukan kota Mekah, perang Yarmuk dan penaklukan Mesir.
Dia meninggal di Mekah.

Abdullah bin Ummi Maktum (wafat 14 H)

Abdullah bin Umar bin Syuraikh, seorang sahabat asal Quraisy ini
termasuk peserta hijrah ke Madinah rombongan pertama. Beliau sampai
di Madinah sebelum kedatangan Rasulullah saw. Beliau meninggal dalam
perang Qadisiah membawahi sebuah brigade.

Abdullah bin Zaid (wafat 32 H)

Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Zaid bin Tsalabah Al- Anshari
Al-Khajraji, dijuluki dengan Abu Muhammad. Sahabat ini berdomisili
di Kota Madinah, beliaulah orang yang pernah memimpikan bunyi azan
dikumandangkan.

Abdullah bin Zaid bin Ashim Al-Anshari (7-63 H)

Nama lengkapnya ialah Abdullah bin Zaid bin Ashim bin Kaab
An-Naggari Al-Anshari, dijuluki Abu Muhammad. Sahabat ini
berdomisili di Kota Madinah dan sempat mengikuti Perang Badar.
Beliaulah yang membunuh Musailamatul Kazzab di waktu Perang Yamamah.
Beliau meriwayatkan 48 buah hadis dan gugur dalam peristiwa Harrah
tahun 63 H/683 M.

Abdullah bin Zam’ah (wafat 35 H)

Nama lengkapnya ialah Abdullah bin Zam’ah bin Aswad Al-Qurasyi
Al-Asadi, seorang sahabat yang banyak meriwayatkan hadis dari Nabi
saw. Beliau hidup dan meninggal dunia di Kota Madinah.

Abdullah bin Zubair (wafat 73 H)

Beliau ini adalah putra pasangan Zubair bin Awam dan Asma binti Abu
Bakar. Dia ikut serta dalam berbagai penaklukan, dia ikut berjuang
di barisan Aisyah dalam perang Jamal. Beliau minta bela atas
penguasa Umaiah di Hijaz, beliau mengklaim dirinya sebagai khalifah
sepeninggal Yazid bin Muawiah dengan membuat kota Madinah sebagai
pusat pemerintahan. Kekuasaannya berkelanjutan selama sembilan tahun
akhirnya ditumbangkan oleh Hajjaj As Tsaqafi dalam suatu peperangan
di Mekah.

Abdurrahman bin Abu Bakar (wafat 53 H)

Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Abu Bakar Siddik bin Abu
Quhafah Al-Qurasyi At-Tamimi, saudara kandung Saidah Aisyah, istri
Rasulullah saw. Beliau sempat mengikuti Nabi saw. dalam Perdamaian
Hudaibiah, ikut berjuang dalam Perang Yamamah serta penaklukan
wilayah Syam (Suriah, Lebanon,Yordania dan Palestina) di bawah
komando Panglima Khalid bin Walid.

Abdurrahman bin Auf (wafat 32 H/652 M)

Abdurrahman bin Auf bin Harits bin Zuhrah, seorang sahabat asal
Quraisy dari suku Zuhri adalah di antara orang yang masuk Islam dari
sejak dini dan termasuk sepuluh orang yang diproyeksikan masuk surga
oleh Rasulullah saw serta termasuk enam orang konsultan Nabi. Beliau
mengikuti seluruh peperangan bersama Rasulullah termasuk perang
Badar. Beliau meninggal di Madinah dan dimakamkan di Baqi`.

Kaab bin Ujrah (wafat 51 H)

Namanya Kaab bin Ujrah Al-Anshari, seorang sahabat yang dijuluki
dengan Abu Muhammad. Beliau mendengar hadis dari Nabi Muhammad saw.
dan hadisnya tentang haji dan umrah banyak diriwayatkan oleh
Abdurrahman bin Abu Laila serta Abdullah bin Mughaffal. Dia wafat di
Kota Madinah.

Kaab bin Zuhair (wafat 26 H)

Putra puitis Zuhair bin Abi Salma ini adalah seorang puitis yang
hidup dalam dua zaman (jahiliah dan Islam). Beliau sempat mencaci
Islam, Rasulullah saw serta kaum wanita Islam sehingga Nabi saw
menghalalkan darahnya, namun dia cepat-cepat minta maaf kepada
Rasulullah dan menyampaikan kasidah penyesalannya di hadapan Nabi.
Nabi memaafkannya dan memberikan hadiah baju kepada beliau.

Khabbab bin Art (wafat 37 H/657 M)

Sahabat yang telah masuk Islam dari sejak dini ini berkesempatan
mengikuti semua peperangan yang diikuti Rasulullah saw. Dalam
mempertahankan agama yang dianutnya ini, beliau menerima banyak
cobaan. Rasulullah saw mempersaudarakan beliau dengan Jubair bin
Atiq. Beliau meninggal di kota Koufah.

Khabib bin Adi (wafat 4 H)

Sahabat asal Ansar, suku Aus ini berkesempatan mengikuti perang
Badar. Rasulullah saw mendelegasikan beliau ke suku Bani Adal dan
Bani Qarah dengan suatu missi untuk mengajari mereka ajaran-ajaran
agama Islam, namun mereka menipu Nabi, beliau ditangkap dan dijual
penduduk daerah tersebut kepada suku Bani Harits bin Amir bin
Naufal. Oleh karena di waktu perang Badar Khabib berhasil membunuh
kakek mereka, maka merekapun membunuhnya.

Khalid bin Walid (wafat 21 H/642 M)

Sahabat asal suku Makhzumi ini adalah bangsawan Arab yang
dipercayakan memimpin pasukan Islam dalam penaklukan Persia dan Syam
(Suriah dan sekitarnya). Beliau berhasil mengalahkan pasukan Romawi
dalam perang Ajnadin dan Yarmuk, namun kemudian beliau meninggal di
kota Homs.

Khuzaimah bin Tsabit Al Anshari (waat 37 H)

Khuzaimah bin Tsabit bin Fakah bin Saidah al Anshari ini adalah
termasuk orang yang masuk Islam dari sejak dini yang berkesempatan
mengikuti semua peperangan yang diikuti Rasulullah sejak perang
Badar. Rasulullah saw menganngap kesaksiannya setaraf dengan
kesaksian dua orang lelaki sebagai prioritas buat beliau. Beliau
adalah komando pasukan dalam perang Shiffin dan meninggal dalam
perang itu.

Ma`qil bin Yasar

Nama lengkapnya adalah Ma`qil bin Yasar bin Abdullah Al- Mazni,
seorang perawi hadis yang dijuluki dengan Abu Ali. Beliau
berdomisili di Kota Basrah, wafat pada masa Khalifah Muawiah ketika
Abdullah bin Ziyad menjabat gubernur di sana. Imam Hasan Basri
banyak meriwayatkan hadis beliau tentang nikah dan tafsir surat
Al-Baqarah.

Malik bin Huwairits (wafat 74 H)

Malik bin Huwairits Al-Laitsi ini adalah seorang sahabat yang
dijuluki dengan Abu Sulaiman. Dia banyak mendengar hadis langsung
dari Nabi Muhammad saw. dan hadisnya tentang salat diriwayatkan oleh
Abu Qilabah. Beliau berdomisili di Kota Basrah dan meninggal dunia
di sana.

Miqdad bin Aswad al Kindi (wafat 33 H/653 M)

Nama lengkapnya adalah Miqdad bin Umar bin Tsaklabah bin Malik.
Beliau ini termasuk tujuh orang yang masuk Islam dari sejak dini dan
satria pertama yang terjun ke medan perang dengan mengendarai kuda
dalam Islam. Beliau ini mempersunting Daba`ah binti Zubair bin Abdul
Muthalib, ponakan Rasulullah saw. Beliau termasuk orang yang
mengikuti dua kali hijrah, ke Abessina dan ke Madinah dan sempat
mengikuti perang Badar dan semua perang yang sesudah itu. Beliau
meninggal se waktu pemerintahan Usman bin Affan ra.

Miswar bin Makhramah (wafat 64 H)

Nama lengkapnya ialah Miswar bin Makhramah bin Naufal bin Ahyab
Al-Qurasyi Az-Zuhri, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu
Abdurrahman. Beliau sempat menyaksikan hidupnya Nabi Muhammad saw.
ketika dia masih kanak-kanak dan sempat mendengar beberapa hadis
langsung dari Nabi. Dia meriwayatkan hadis dari khulafaurrasyidin
yang empat dan tokoh perawi sahabat yang lainnya.

Mu`aiqib (wafat 40 H)

Mu`aiqib bin Abu Fatimah Ad-Dusi ini adalah seorang sahabat yang
hadisnya diriwayatkan oleh Abu Salamah bin Abdurrahman. Beliau
berdomisili di Kota Madinah.

Muawiah bi Abu Sofyan (20 SH-60 H/ 603-680 M)

Muawiah bi Abu Sofyan bin Harb bin Umaiah Al Qurasyi Al Umawi adalah
pendiri Daulat Umaiah di Suriah. Beliau lahir di Mekah dan sempat
memusuhi Islam dan akhirnya memeluk Islam ketika penaklukan kota
Mekah (8 H). Beliau sempat belajar tulis baca dan matematika,
sehingga Rasulullah saw mengangkatnya menjadi juru tulisnya. Beliau
bertugas di Suriah di masa pemerintahan Umar bin Khattab dan Usman
bin Affan. Beliau menentanag Ali dan berkonfrontasi dengan Ali dalam
perang Shiffin (37 H/657 M) yang berakhir dengan sebuah arbitrase.
Beliau dinobatkan menjadi khalifah (40-60 H/661-680 M) di mana ibu
kota pemerintahan dia pindahkan ke Damaskus. Beliau termasuk tokoh
penakluk ternama dalam sejarah Islam, di mana penaklukannya sampai
ke daerah di Lautan Atlantik.

Muaz bin Jabal (wafat 18 H/ 639 M)

Sahabat asal Ansar dari suku Khajraj ini sempat mengikuti baiat
Akabah dan semua peperangan yang diikuti Rasulullah saw. Rasulullah
saw pernah menugaskan beliau menjadi hakim di Yaman. Beliau termasuk
kelompok enam yang mempunyai kodifikasi sekaligus hafiz Al Quran di
zaman Nabi. Beliau sempat mengikuti perang Yarmuk dan meninggal
akibat penyakit pes yang melanda di kala itu.

Mugirah bin Syukbah (wafat 50 H/670 M)

Sahabat asal suku Tsaqafi ini adalah termasuk cendekia Arab. Beliau
meriwayatkan banyak hadis dari Rasulullah saw dan sempat mengikuti
baiat Ridwan, perang Yamamah, penaklukan negeri Syam (Suriah dan
sekitarnya) dan penaklukan Irak. Sewaktu pemerintahan Umar bin
Khattab ra. beliau ini diserahi memerintah kota Basrah dan Koufah.
Setelah Usman naik tahta kekhalifahan, beliau diberhentikan, namun
setelah Muawiah naik tahta beliau kebali diangkat sebagai pemerintah
kota Koufah yang akhirnya beliau meninggal di tempat terakhir ini.

Muhammad bin Maslamah (wafat 43 H)

Sahabat asal Ansar dari suku Aus ini termasuk yang mempunyai
keutamaan. Dia termasuk orang yang bernama Muhammad di zaman
Jahiliah. Beliau ikut membunuh Kaab bin Asyraf yang menghasut suku
Quraisy untuk memerangi Nabi saw. Beliau ini sempat mengikuti perang
penaklukan Mesir dan Syam. Beliau tidak mengikuti perang Jamal dan
Shiffin karena menghindari terjadinya fitnah. Beliau meninggal di
Madinah.

Mujasyi` bin Masud (wafat 36 H)

Nama lengkapnya adalah Mujasyi` bin Masud bin Tsalabah As-Salami,
seorang sahabat yang terkenal berani. Dia sempat ikut dalam perang
menaklukkan Kota Kabul dan menanda tangani perjanjian damai dengan
rajanya, kemudian meneruskan peperangan sampai ke Makran dan daerah
pedalaman. Ketika Perang Jamal terjadi, beliau saat itu menjabat
kepala suku Bani Salim, dia berpihak kepada Aisyah, tetapi keburu
terbunuh sebelum perang tersebut terjadi dan dikuburkan di Kota
Basrah.

Musayab bin Hazen

Nama lengkapnya adalah Musayab bin Hazen bin Abu Wahab bin Amru
Al-Makhzumi Al-Qurasyi, seorang sahabat yang ikut dalam peristiwa
Baiat Ridwan bersama Nabi Muhammad saw. Beliau adalah ayah dari Said
bin Musayab, seorang ahli fikih.

Mushab bin Umair (wafat 3 H/ 625 M)

Beliau termasuk sahabat yang mempunyai keistimewaan. Dia memeluk
Islam tetapi merahasiakan keislamannya terhadap keluarganya. Setelah
keluarganya mengetahui keislamannya, mereka mengurungnya kemudian
melepaskannya kembali. Setelah itu dia ikut berijrah ke Abessinia
dan kembali ke Mekah seusai baiat Akabah I. Beliau menyibukkan diri
mengajari kaum muslimin Al Qur`an dan mengimami salat mereka. Beliau
sempat mengikuti perang Badar dan Uhud membawahi sebuah brigade.
Beliau mati syahid dalam perang Uhud.

Naim bin Masud (wafat 30 H)

Sahabat asal suku Bani Asyjak ini memeluk Islam pada malam perang
Khandak Beliau berhasil memecah antara pasukan Bani Quraizah dengan
Bani Gathfan dalam perang Khandak tersebut. Beliau berdomisili dan
meninggal di Madinah.

Nukman bin Basyir (wafat 65 H/684 M)

Sahabat yang sastrawan ini pernah memerintah di Koufah sewaktu
pemerintahan Muawiah, di Homs sewaktu pemerintahan Yazid. Karena
beliau ikut membaiat Abdullah bin Zubair, beliau dibunuh oleh lawan
politiknya. Beliau ini mempunyai kumpulan puisi.

Bilal bin Rabah Al Habasyi (wafat 20 H/641 M)

Sahabat ini dibeli oleh Abu Bakr Siddik dari orang musyrik ketika
beliau melihat Bilal disiksa oleh kaum Musyrikin karena dia beriman,
setelah itu memerdekakannya. Sahabat ini terus menerus mendampingi
Rasulullah saw dan menjadi muazinnya, malah mengikuti semua
peperangan yang dikuti oleh Nabi saw. Rasulullah saw
mempersaudarakan natara beliau dengan Abu Ubaidah bin Jarah.
Sepeninggal Rasulullah saw beliau ini mengikuti perang dan syahid
dalam perang di Syam.

Buraidah (wafat 63 H)

Nama lengkapnya adalah Buraidah bin Husaib bin Abdullah bin Harits
Al-Aslami Al-Madani, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Sahal.
Beliau termasuk sahabat yang pernah tinggal di Kota Madinah kemudian
pindah ke Kota Basrah dan ikut dalam perang di kawasan Khurasan.
Beliau meninggal dunia di Meru.

Dahiah Al Kalabi (wafat 45 H/665 M)

Sahabat ini menjadi tumpuan perumpamaan karena kegantengannya,
sampai-sampai malaikat Jibril as pernah turun membawa wahyu kepada
Rasulullah dengan gambaran fostur tubuhnya. Perang yang pertama
diikutinya adalah perang Khandak, konon kabarnya beliau juga
mengikuti perang Uhud, namun tidak sempat mengikuti perang Badar.
Rasulullah saw pernah mengutusnya menjadi delegasi kepada Kaisar
Hiraklius di Roma. Beliau ini hidup sampai masa pemerintahan Muawiah.

Fadel bin Abbas (wafat 13 H)

Fadel bin Abdul Muthalib bin Hasyim Al-Qurasyi yang dijuluki dengan
Abu Muhammad ini adalah anak tertua dari Abbas bin Abdul Mutalib,
paman Nabi Muhammad saw. Sepeninggal Rasulullah saw. beliau ikut
dalam pasukan yang diutus ke Syam, beliau gugur sebagai syahid dalam
Perang Ajnadin.

Habbab bin Munzir bin Jamuh (wafat 20 H)

Sahabat pemberani ini adalah tokoh yang diminta pertimbangannya oleh
Rasulullah saw ketika perang Badar yang mengemukakan pendapatnya
agar pasukan diposkan di tempat-tempat sumber air dalam melawan
musuh. Semasa jahiliah juga beliau ini termasuk konsultan yang
diperhitungkan. Beliau sempat mengikuti perang Badar, Uhud dan semua
perang yang diikuti Rasulullah saw. Beliau ini meninggal di masa
pemerintahan Umar bin Khattab ra.

Hakim bin Huzam (wafat 54 H)

Nama lengkapnya adalah Hakim bin Huzam bin Asad bin Abdul Gazi,
ponakan Khadijah istri Rasulullah saw. Sebelum dan setelah kenabian
beliau ini adalah teman akrab Rasulullah saw, sewaktu kaum Quraisy
memboikot Rasulullah, beliau tidak termasuk, karena menghormati Nabi
saw. Beliau baru masuk Islam ketika penaklukan kota Mekah dan
terkenal sebagai orang yang banyak jasa baik dan derma.

Hamzah bin Abdul Muthalib (wafat 3 H/625 M)

Paman Rasulullah saw sekaligus saudara sesusuannya ini adalah
seorang bangsawan Quraisy yang masuk Islam pada tahun kedua setelah
kebangkitan Rasul. Beliau komitmen dalam meebela Rasulullah dan ikut
hijrah ke Madinah. Rasulullah saw mempersaudarakan beliau dengan
Zaid bin Haritsah. Beliau ikut dalam perang Badar dan meninggal
dalam perang Uhud.

Haris bin Kildah (wafat 50 H)

Sahabat asal Taif dari suku Tsaqafi ini adalah dokter dan pilosof
Arab yang terkemuka di masanya. Beliau lahir di masa jahiliah dan
hidup semasa dengan Nabi dan Khulafaur Rasyidin. Beliau pergi
belajar ilmu kedokteran ke Persia, dia mempunyai kumpulan karya
tulis seputar kedokteran antara lain buku polemik kedokteran antara
beliau dengan Kisra. Beliau juga seorang puitis. Dia meninggal
semasa pemerintahan Muawiah.

Hasan bin Ali (wafat 50 H)

Putra sulung dari pasangan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah ini sangat
mirip dengan Rasulullah saw. Beliau dinobatkan sebagai khalifah
sepeninggal ayahnya, namun beliau memilih tidak berperang, untuk itu
beliau mengundurkan diri dari tahta kekhalifahan sekaligus
menobatkan Muawiah dengan satu catatan sepeninggal Muawiah, beliau
akan kembali naik tahta. Hasan meninggal di Madinah.

Hisyam bin Ash (wafat 13 H)

Hisyam bin Ash bin Wail bin Hsyim As Sahmi ini dari sejak dini telah
memeluk Islam di Mekah. Beliau sempat ikut emigran ke Abessinia
tetapi dia kembali ke Mekah untuk menyusul Nabi saw yang dia dengar
berhijrah ke Madinah, namun malang dia dikurung oleh orang tua dan
keluarganya di Mekah. Beliau baru dapat keluar dari Mekah ke Madinah
setelah perang Khandak. Beliau dapat mengikuti semua peperangan yang
terjadi setelah Khandak, beliau meninggal dalam perang Ajnadin.

Huzaifah bin Yamman (wafat 36 H/656 M)

Sahabat tokoh penaklukan ini banyak memegang rahasia-rahasia Nabi.
Khalifah Umar bin Khattab ra. mengangkatnya menjadi pemerinah di
Madain. Pada tahun 642 M, dia berhasil mengalahkan pasukan Persia
dalam perang Nahawand, kemudian dia mengikuti perang penaklukan
Jazirah Arab dan akhirnya meninggal di kota Madain.

Ikrimah bin Abu Jahal (wafat 13 H/ 634 M)

Sahabat asal Quraisy dari suku Mahzumi ini adalah anak musuh Islam
nomor satu. Beliau melarikan diri ke Yaman setelah penaklukan kota
Mekah tetapi istrinya yang bernama Umu Hakim menyuruhnya kembali
setelah mendapat persetujuan keamanan dari Rasulullah saw.
Sesampainya di Mekah beliau masuk Islam dan menjadi pemeluk Islam
yang baik. Beliau ini sempat mengikuti perang penumpasan kaum murtad
dan meninggal dalam perang Yarmuk.

Imran bin Husain (wafat 52 H)

Imran bin Husain bin Ubaid, adalah sahabat yang masuk Islam pada
tahun terjadinya Perang Khaibar (7 H). Pada perang penaklukan Kota
Mekah, beliau memegang bendera suku Khuzaah. Beliau wafat di Kota
Basrah.

Itban bin Malik (wafat 50 H)

Nama lengkapnya ialah Itban bin Malik bin Amru bin Aglan Al-Anshari
As-Salimi, salah seorang sahabat yang turut dalam Perang Badar.
Beliaulah yang dipersaudarakan oleh Rasulullah saw. dengan Umar bin
Khattab. Beliau meriwayatkan 10 hadis dan wafat pada masa Khalifah
Muawiah bin Abu Sofyan.

Jabir bin Abdullah Al-Anshari (wafat 78 H)

Nama lengkapnya adalah Jabir bin Abdullah bin Amru bin Haram
Al-Anshari As-Salami, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu
Abdullah. Pada akhir hayatnya beliau mengalami kebutaan dan sempat
meriwayatkan beberapa hadis dari Nabi Muhammad saw. dan Abu Said.
Dia berdomisili di Kota Madinah dan meninggal dunia di sana.

Jabir bin Samurah (wafat 74 H)

Nama lengkapnya ialah Jabir bin Samurah bin Janadah As-Sawai
Al-Madani, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Abdullah. Ibunya
bernama Khalidah binti Abu Waqqas, saudara kandung Saad dan Utbah.
Beliau wafat pada masa khilafah Abdul Malik bin Marwan.

Jakfar bin Abu Thalib (penerbang) (wafat 8 H)

Jakfar bin Abu Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim ini masuk Islam
dari sejak dini dan sempat mengikuti hijrah ke Abessinia, malah
sempat mempublikasikan Islam di daerah itu. Dalam perang Muktah
beliau diserahi menjadi pemegang bendera Islam, setelah tangan
kanannya terpotong dia memegang bendera dengan tangan kiri, namun
tangan kirinya juga terpotong lagi, sehingga dia memegang bendera
itu dengan dadanya. Berbagai cobaan ditahankannya dalam mengemban
tugas ini, akhirnya beliau mati syahid di mana dalam tubuhnya
terdapat sekitar 90 goretan dan tembakan. Dalam suatu hadis
diriwayatkan, bahwa kelak di Surga Allah swt akan menggantikan kedua
tangannya dengan sepasang sayap. Oleh sebab itulah, maka beliau
dijuluki dengan nama Jakfar Penerbang atau Jakfar yang punya
sepasang sayap.

Jubair bin Mut`im bin Adi (wafat sekitar 57 H)

Sahabat asal Quraisy ini termasuk pemuka dan pakar genetis Quraisy.
Beliau masuk Islam antara perang Hudaibiah dan penaklukan kota
Mekah. Dia meninggal di masa pemerintahan Muawiah bin Abi Sofyan.

Jundub Al-Alaqi (wafat 64 H)

Nama lengkapnya adalah Jundub bin Abdullah bin Abu Sofyan Al-Bajli
Al-Alaqi, seorang sahabat yang dijuluki dengan Abu Abdullah. Pernah
berdomisili di Kota Kufah kemudian pindah ke Basrah. Beliau
meriwayatkan hadis dari perawi-perawi yang ada di kedua kota itu.

Kaab bin Malik (wafat sekitar 50 H/ 660 M)

Sahabat ini adalah seorang puitis yang banyak membantah cemoohan
yang dilontarkan kepada Nabi. Setelah memeluk Islam dia mengikuti
baiat Akabah dan berkesempatan mengikuti semua peperangan kecuali
perang Badar dan Tabuk. Beliau adalah termasuk sasaran ayat
[Terhadap tiga orang yang penerimaan taubatnya ditangguhkan sampai
mereka merasa dunia ini sempit dan jiwa merekapun terasa sesak
akibat ulah mereka sendiri dan mereka menduga bahwa tidak ada jalan
untuk selamat kecuali mengikuti petunjuk Allah, pada saat itulah
Allah baru menerima taubat mereka agar taubat mereka itu
benar-benar. Sesungguhnya Allah maha penerima taubat]. (At Taubah
ayat 118).

13 Sifat Laki-laki Yang Tidak Disukai Perempuan 3 Desember 2008

Posted by ibnu_taheer in Notes.
add a comment

Para istri atau kaum wanita adalah manusia yang juga mempunyai hak tidak suka kepada laki-laki karena beberapa sifa-sifatnya. Karena itu kaum lelaki tidak boleh egois, dan merasa benar. Melainkan juga harus memperhatikan dirinya, sehingga ia benar-benar bisa tampil sebagai seorang yang baik. Baik di mata Allah, pun baik di mata manusia, lebih-lebih baik di mata istri. Ingat bahwa istri adalah sahabat terdekat, tidak saja di dunia melainkan sampai di surga. Karena itulah perhatikan sifat-sifat berikut yang secara umum sangat tidak disukai oleh para istri atau kaum wanita. Semoga bermanfaat.

Pertama, Tidak Punya Visi

Setiap kaum wanita merindukan suami yang mempunyai visi hidup yang jelas. Bahwa hidup ini diciptakan bukan semata untuk hidup. Melainkan ada tujuan mulia. Dalam pembukaan surah An Nisa’:1 Allah swt. Berfirman: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. Dalam ayat ini Allah dengan tegas menjelaskan bahwa tujuan hidup berumah tangga adalah untuk bertakwa kepada Allah. Takwa dalam arti bersungguh mentaati-Nya. Apa yang Allah haramkan benar-benar dijauhi. Dan apa yang Allah perintahkan benar ditaati.

Namun yang banyak terjadi kini, adalah bahwa banyak kaum lelaki atau para suami yang menutup-nutupi kemaksiatan. Istri tidak dianggap penting. Dosa demi dosa diperbuat di luar rumah dengan tanpa merasa takut kepada Allah. Ingat bahwa setiap dosa pasti ada kompensasinya. Jika tidak di dunia pasti di akhirat. Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang hancur karena keberanian para suami berbuat dosa. Padahal dalam masalah pernikahan Nabi saw. bersabda: “Pernikahan adalah separuh agama, maka bertakwalah pada separuh yang tersisa.”

Kedua, Kasar

Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Ini menunjukkan bahwa tabiat wanita tidak sama dengan tabiat laki-laki. Karena itu Nabi saw. menjelaskan bahwa kalau wanita dipaksa untuk menjadi seperti laki-laki tulung rusuk itu akan patah. Dan patahnya berarti talaknya. Dari sini nampak bahwa kaum wanita mempunyai sifat ingin selalui dilindungi. Bukan diperlakukan secara kasar. Karena itu Allah memerintahkan para suami secara khusus agar menyikapi para istri dengan lemah lembut: Wa’aasyiruuhunna bil ma’ruuf (Dan sikapilah para istri itu dengan perlakuan yang baik) An Nisa: 19. Perhatikan ayat ini menggambarkan bahwa sikap seorang suami yang baik bukan yang bersikap kasar, melainkan yang lembut dan melindungi istri.

Banyak para suami yang menganggap istri sebagai sapi perahan. Ia dibantai dan disakiti seenaknya. Tanpa sedikitpun kenal belas kasihan. Mentang-mentang badannya lebih kuat lalu memukul istri seenaknya. Ingat bahwa istri juga manusia. Ciptaan Allah. Kepada binatang saja kita harus belas kasihan, apalagi kepada manusia. Nabi pernah menggambarkan seseorang yang masuk neraka karena menyikas seekor kucing, apa lagi menyiksa seorang manusia yang merdeka.

Ketiga, Sombong

Sombong adalah sifat setan. Allah melaknat Iblis adalah karena kesombongannya. Abaa wastakbara wakaana minal kaafiriin (Al Baqarah:34). Tidak ada seorang mahlukpun yang berhak sombong, karena kesombongan hanyalah hak priogatif Allah. Allah berfirman dalam hadits Qurdsi: “Kesombongan adalah selendangku, siapa yang menandingi aku, akan aku masukkan neraka.” Wanita adalah mahluk yang lembut. Kesombongan sangat bertentangan dengan kelembutan wanita. Karena itu para istri yang baik tidak suka mempunyai suami sombong.

Sayangnya dalam keseharian sering terjadi banyak suami merasa bisa segalanya. Sehingga ia tidak mau menganggap dan tidak mau mengingat jasa istri sama sekali. Bahkan ia tidak mau mendengarkan ucapan sang istri. Ingat bahwa sang anak lahir karena jasa kesebaran para istri. Sabar dalam mengandung selama sembilan bulan dan sabar dalam menyusui selama dua tahun. Sungguh banyak para istri yang menderita karena prilaku sombong seorang suami.

Keempat, Tertutup

Nabi saw. adalah contoh suami yang baik. Tidak ada dari sikap-sikapnya yang tidak diketahui istrinya. Nabi sangat terbuka kepada istri-istrinya. Bila hendak bepergian dengan salah seorang istrinya, nabi melakukan undian, agar tidak menimbulkan kecemburuan dari yang lain. Bila nabi ingin mendatangi salah seorang istrinya, ia izin terlebih dahulu kepada yang lain. Perhatikan betapa nabi sangat terbuka dalam menyikapi para istri. Tidak seorangpun dari mereka yang merasa didzalimi. Tidak ada seorang dari para istri yang merasa dikesampingkan.

Kini banyak kejadian para suami menutup-nutupi perbuatannya di luar rumah. Ia tidak mau berterus terang kepada istrinya. Bila ditanya selalu jawabannya ngambang. Entah ada rapat, atau pertemuan bisnis dan lain sebagainya. Padahal tidak demikian kejadiannya. Atau ia tidak mau berterus terang mengenai penghasilannya, atau tidak mau menjelaskan untuk apa saja pengeluaran uangnya. Sikap semacam ini sungguh sangat tidak disukai kaum wanita. Banyak para istri yang tersiksa karena sikap suami yang begitu tertutup ini.

Kelima, Plinplan

Setiap wanita sangat mendambakan seorang suami yang mempunyai pendirian. Bukan suami yang plinplan. Tetapi bukan diktator. Tegas dalam arti punya sikap dan alasan yang jelas dalam mengambil keputusan. Tetapi di saat yang sama ia bermusyawarah, lalu menentukan tindakan yang harus dilakukan dengan penuh keyakinan. Inilah salah satu makna qawwam dalam firman Allah: arrijaalu qawwamuun alan nisaa’ (An Nisa’:34).

Keenam, Pembohong

Banyak kejadian para istri tersiksa karena sang suami suka berbohong. Tidak mau jujur atas perbuatannya. Ingat sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh ke tanah. Kebohongan adalah sikap yang paling Allah benci. Bahkan Nabi menganggap kebohongan adalah sikap orang-orang yang tidak beriman. Dalam sebuah hadits Nabi pernah ditanya: hal yakdzibul mukmin (apakah ada seorang mukmin berdusta?) Nabi menjawab: Laa (tidak). Ini menunjukkan bahwa berbuat bohong adalah sikap yang bertentangan dengan iman itu sendiri.

Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang bubar karena kebohongan para suami. Ingat bahwa para istri tidak hanya butuh uang dan kemewahan dunia. Melainkan lenbih dari itu ia ingin dihargai. Kebohongan telah menghancurkan harga diri seorang istri. Karena banyak para istri yang siap dicerai karena tidak sanggup hidup dengan para sumai pembohong.

Ketujuh, Cengeng

Para istri ingin suami yang tegar, bukan suami yang cengeng. Benar Abu Bakar Ash Shiddiq adalah contoh suami yang selalu menangis. Tetapi ia menangis bukan karena cengeng melainkan karena sentuhan ayat-ayat Al Qur’an. Namun dalam sikap keseharian Abu Bakar jauh dari sikap cengeng. Abu Bakar sangat tegar dan penuh keberanian. Lihat sikapnya ketika menghadapi para pembangkang (murtaddin), Abu Bakar sangat tegar dan tidak sedikitpun gentar.

Suami yang cenging cendrung nampak di depan istri serba tidak meyakinkan. Para istri suka suami yang selalu gagah tetapi tidak sombong. Gagah dalam arti penuh semangat dan tidak kenal lelah. Lebih dari itu tabah dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.

Kedelapan, Pengecut

Dalam sebuah doa, Nabi saw. minta perlindungan dari sikap pengecut (a’uudzubika minal jubn), mengapa? Sebab sikap pengecut banyak menghalangi sumber-sumber kebaikan. Banyak para istri yang tertahan keinginannya karena sikap pengecut suaminya. Banyak para istri yang tersiksa karena suaminya tidak berani menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Nabi saw. terkenal pemberani. Setiap ada pertempuran Nabi selalu dibarisan paling depan. Katika terdengar suara yang menakutkan di kota Madinah, Nabi saw. adalah yang pertama kaluar dan mendatangi suara tersebut.

Para istri sangat tidak suka suami pengecut. Mereka suka pada suami yang pemberani. Sebab tantangan hidup sangat menuntut keberanian. Tetapi bukan nekad, melainkan berani dengan penuh pertimbangan yang matang.

Kesembilan, Pemalas

Di antara doa Nabi saw. adalah minta perlindingan kepada Allah dari sikap malas: allahumma inni a’uudzubika minal ‘ajizi wal kasal , kata kasal artinya malas. Malas telah membuat seseorang tidak produktif. Banyak sumber-sumber rejeki yang tertutup karena kemalasan seorang suami. Malas sering kali membuat rumah tangga menjadi sempit dan terjepit. Para istri sangat tidak suka kepada seorang suami pemalas. Sebab keberadaanya di rumah bukan memecahkan masalah melainkan menambah permasalah. Seringkali sebuah rumah tangga diwarnai kericuhan karena malasnya seorang suami.

Kesepuluh, Cuek Pada Anak

Mendidik anak tidak saja tanggung jawab seorang istri melainkan lebih dari itu tanggung jawab seorang suami. Perhatikan surat Luqman, di sana kita menemukan pesan seorang ayah bernama Luqman, kepada anaknya. Ini menunjukkan bahwa seorang ayah harus menentukan kompas jalan hidup sang anak. Nabi saw. Adalah contoh seorang ayah sejati. Perhatiannya kepada sang cucu Hasan Husain adalah contoh nyata, betapa beliau sangat sayang kepada anaknya. Bahkan pernah berlama-lama dalam sujudnya, karena sang cucu sedang bermain-main di atas punggungnya.

Kini banyak kita saksikan seorang ayah sangat cuek pada anak. Ia beranggapan bahwa mengurus anak adalah pekerjaan istri. Sikap seperti inilah yang sangat tidak disukai para wanita.

Kesebelas, Menang Sendiri

Setiap manusia mempunyai perasaan ingin dihargai pendapatnya. Begitu juga seorang istri. Banyak para istri tersiksa karena sikap suami yang selalu merasa benar sendiri. Karena itu Umar bin Khaththab lebih bersikap diam ketika sang istri berbicara. Ini adalah contoh yang patut ditiru. Umar beranggapan bahwa adalah hak istri mengungkapkan uneg-unegnya sang suami. Sebab hanya kepada suamilah ia menemukan tempat mencurahkan isi hatinya. Karena itu seorang suami hendaklah selalu lapang dadanya. Tidak ada artinya merasa menang di depan istri. Karena itu sebaik-baik sikap adalah mengalah dan bersikap perhatian dengan penuh kebapakan. Sebab ketika sang istri ngomel ia sangat membutuhkan sikap kebapakan seorang suami. Ada pepetah mengatakan: jadilah air ketika salah satunya menjadi api.

Keduabelas, Jarang Komunikasi

Banyak para istri merasa kesepian ketika sang suami pergi atau di luar rumah. Sebaik-baik suami adalah yang selalu mengontak sang istri. Entah denga cara mengirim sms atau menelponnya. Ingat bahwa banyak masalah kecil menjadi besar hanya karena miskomunikasi. Karena itu sering berkomukasi adalah sangat menentukan dalam kebahagiaan rumah tangga.

Banyak para istri yang merasa jengkel karena tidak pernah dikontak oleh suaminya ketika di luar rumah. Sehingga ia merasa disepelekan atau tidak dibutuhkan. Para istri sangat suka kepada para suami yang selalu mengontak sekalipun hanya sekedar menanyakan apa kabarnya.

Ketigabelas, Tidak Rapi dan Tidak Harum

Para istri sangat suka ketika suaminya selalu berpenampilan rapi. Nabi adalah contoh suami yang selalu rapi dan harum. Karena itu para istrinya selalu suka dan bangga dengan Nabi. Ingat bahwa Allah Maha indah dan sangat menyukai keindahan. Maka kerapian bagian dari keimanan. Ketika seorang suami rapi istri bangga karena orang-orang pasti akan berkesan bahwa sang istri mengurusnya. Sebaliknya ketika sang suami tidak rapi dan tidak harum, orang-orang akan berkesan bahwa ia tidak diurus oleh istrinya. Karena itu bagi para istri kerapian dan kaharuman adalah cermin pribadi istri. Sungguh sangat tersinggung dan tersiksa seorang istri, ketika melihat suaminya sembarangan dalam penampilannya dan menyebarkan bahu yang tidak enak. Allahu a’lam

13 Sifat Perempuan Yang Tidak Disukai Laki-Laki 3 Desember 2008

Posted by ibnu_taheer in Notes.
add a comment

Sehingga tidak ada pertanyaan lagi oleh para istri mulai saat ini, tentang sebab mengapa para suami mereka lari dari rumah. Karena salah satu Pusat Kajian di Eropa telah mengadakan survai seputar 20 sifat perempuan yang paling tidak disukai laki-laki. Survai ini diikuti oleh dua ribu (2000) peserta laki-laki dari beragam umur, beragam wawasan dan beragam tingkat pendidikan.

Survai itu menguatkan bahwa ada 13 sifat atau tipe perempuan yang tidak disukai laki-laki:

Pertama, perempuan yang kelaki-lakian, “mustarjalah”

Perempuan tipe ini menempati urutan pertama dari sifat yang paling tidak disukai laki-laki. Padahal banyak perempuan terpandang berkeyakinan bahwa laki-laki mencintai perempuan “yang memiliki sifat perkasa”. Namun survai itu justru sebaliknya, bahwa para peserta survai dari kalangan laki-laki menguatkan bahwa perempuan seperti ini telah hilang sifat kewanitannya secara fitrah. Mereka menilai bahwa perangai itu tidak asli milik perempuan. Seperti sifat penunjukan diri lebih kuat secara fisik, sebagaimana mereka menyaingi laki-laki dalam berbagai bidang kerja, terutama bidang yang semestinya hanya untuk laki-laki… Mereka bersuara lantang menuntut haknya dalam dunia kepemimpinan dan jabatan tinggi! Sebagian besar pemuda yang ikut serta dalam survai ini mengaku tidak suka berhubungan dengan tipe perempuan seperti ini.

Kedua, perempuan yang tidak bisa menahan lisannya “Tsartsarah”

Tipe perempuan ini menempati urutan kedua dari sifat yang tidak disukai laki-laki, karena perempuan yang banyak omong dan tidak memberi kesempatan orang lain untuk berbicara, menyampaikan pendapatnya, umumnya lebih banyak memaksa dan egois. Karena itu kehidupan rumah tangga terancam tidak bisa bertahan lebih lama, bahkan berubah menjadi “neraka”.

Ketiga, perempuan materialistis “Maaddiyah”

Adalah tipe perempuan yang orientasi hidupnya hanya kebendaan dan materi. Segala sesuatu dinilai dengan harga dan uang. Tidak suka ada pengganti selain materi, meskipun ia lebih kaya dari suaminya.

Keempat, perempuan pemalas “muhmalah”

Tipe perempuan ini menempati urutan keempat dari sifat perempuan yang tidak disukai laki-laki.

Kelima, perempuan bodoh “ghobiyyah”

Yaitu tipe perempuan yang tidak memiliki pendapat, tidak punya ide dan hanya bersikap pasif.

Keenam, perempuan pembohong “kadzibah”

Tipe perempuan yang tidak bisa dipercaya, suka berbohong, tidak berkata sebenarnya, baik menyangkut masalah serius, besar atau masalah sepele dan remah. Tipe perempuan ini sangat ditakuti laki-laki, karena tidak ada yang bisa dipercaya lagi dari segala sisinya, dan umumnya berkhianat terhadap suaminya.

Ketujuh, perempuan yang mengaku serba hebat “mutabahiyah”

Tipe perempuan ini selalu menyangka dirinya paling pintar, ia lebih hebat dibandingkan dengan lainnya, dibandingkan suaminya, anaknya, di tempat kerjanya, dan kedudukan materi lainnya…

Kedelapan, perempuan sok jagoan, tidak mau kalah dengan suaminya

Tipe perempuan yang selalu menunjukkan kekuatan fisiknya setiap saat.

Kesembilan, perempuan yang iri dengan perempuan lainnya.

Adalah tipe perempuan yang selalu menjelekkan perempuan lain.

Kesepuluh, perempuan murahan “mubtadzilah”

Tipe perempuan pasaran yang mengumbar omongannya, perilakunya, menggadaikan kehormatan dan kepribadiannya di tengah-tengah masyarakat.

Kesebelas, perempuan yang perasa “syadidah hasasiyyah”

Tipe perempuan seperti ini banyak menangis yang mengakibatkan laki-laki terpukul dan terpengaruh semenjak awal. Suami menjadi masyghul dengan sikap cengengnya.

Keduabelas, perempuan pencemburu yang berlebihan “ghayyur gira zaidah”

Sehingga menyebabkan kehidupan suaminya terperangkap dalam perselisihan, persengketaan tak berkesudahan.

Ketigabelas, perempuan fanatis “mumillah”

Model perempuan yang tidak mau menerima perubahan, nasehat dan masukan meskipun itu benar dan ia membutuhkannya. Ia tidak mau menerima perubahan dari suaminya atau anak-anaknya, baik dalam urusan pribadi atau urusan rumah tangganya secara umum. Model seperti ini memiliki kemampuan untuk nerimo dengan satu kata, satu cara, setiap harinya selama tiga puluh tahun, tanpa ada rasa jenuh!

Ketika Laki-Laki Memilih

Dari hasil survai di Eropa itu, dikomparasikan dengan pendapat banyak kalangan dari para pemuda, para suami seputar hasil survai itu, maka bisa kita lihat pendapatnya sebagai berikut:

Sebut saja namanya Muhammad Yunus (36) tahun, menikah semenjak sebelas tahun, ia berkomentar:

“Saya sepakat dengan hasil survai itu. Terutama sifat “banyak omong dan malas”. Tidak ada sifat yang lebih jelek dari perilaku mengumbar omongan, tidak bisa menahan lisan, siang-malam dalam setiap perbincangan, baik berbincangan serius atau canda, menjadikan suaminya dalam kondisi sempit, dan marah, apalagi suaminya telah menjalankan pekerjaan berat di luar, di mana ia membutuhkan ketenangan dan kejernihan pikiran di rumah.

Saya baru mengetahui dari rekan saya yang memiliki istri model ini, tidak bisa menahan lisannya di setiap pembicaraan, setiap waktu dan dengan semua orang. Suaminya telah menasehatinya berulang kali, agar bisa menahan omongan, namun ia tidak menggubris nasehatnya sehingga berakhir dengan perceraian.

Pada umumnya model istri yang banyak omong, itu lebih pemalas di rumahnya. Bagaimana ia menggunakan waktu yang cukup untuk mengurus rumah tangga dan anak-anaknya, sedangkan ia sibuk ngobrol dengan para tetangga dan teman?!.

Jamil Abdul Hadi, sebut saja namanya begitu, insinyur berumur 34 tahun, menikah semenjak 9 tahun, ia berkomentar:

“Tidak ada yang lebih buruk dari model perempuan yang materialistis, selalu menuntut setiap saat, meskipun suaminya menuruti permintaannya, ia terus meminta dan menuntut!!

Tipe perempuan ini, sayangnya tidak mudah menerima perubahan menuju lebih baik, tidak gampang menyesuaikan diri dalam kehidupan apa adanya. Boleh jadi kondisi demikian berangkat dari asuhan semenjak kecilnya. Saya tidak diuji Allah dengan model perempuan seperti ini, namun justru saya diuji dengan istri perasa dan cengeng.

Dengan tertawa Mahmud as Sayyid menerima hasil survai ini, ia berkomentar:

“Demi Allah, sungguh menarik ada lembaga atau Pusat Study yang menggelar survai dengan pembahasan seputar ini. Survai ini meskipun memiki cara pandang dan penilaian yang berbeda-beda, namun terungkap bahwa cara pandang itu satu sama lain tidak saling bertentangan…”

Lain lagi dengan Mahmud, sebut saja begitu. Belum menikah, mahasiswa di universitas. Ia berujar tentang mimpinya, yaitu istri yang akan mendampinginya, ia mengharap:

“Pasti saya menginginkan tidak mendapatkan istri yang memiliki tipe sebagaimana hasil survai di atas. Tetapi mengingat tidak ada istri yang “sempurna”, karena itu saya masih mungkin menerima tipe perempuan di atas kecuali tipe perempuan pembohong. Istri pembohong akan lebih mudah mengkhianati, tidak menghormati hubungan suami-istri, tidak memelihara amanah, tidak bisa dipercaya. Setiap orang pada umumnya tidak menyenangi sifat bohong, baik laki-laki maupun perempuan itu sendiri. Karena akan berdampak negative pada anak-anaknya, karena anak-anak akan meniru dirinya!!.

Ketika ia ditanya tentang tipe perempuan “kelaki-lakian”. Perempuan yang menyerupai laki-laki dalam segala hal dan menyanginya dalam segala hal. Ia berkomentar:

“Tidak masalah berhubungan dengan istri tipe seperti ini, selagi sifat “kelaki-lakian” tidak mengalahkan dan mengibiri sifat aslinya. Selagi ia masih mengemban kerja dan tugas yang sesuai dengan tabiat perempuan, seperti nikah, mengandung, menyusui dan lainnya.”

“Perempuan “kuat” menurut saya akan mengetahui bagaimana ia mengurus kebutuhan dirinya, mengarahkan dan mengatur keluarga dan anak-anaknya. Akan tetapi segala sesuatu ada batasnya yang tidak boleh diterjangnya. Sebagaimana seorang perempuan tidak suka terhadap laki-laki yang “banci”, seperti berbicara dan berperilaku layaknya perempuan. Sebagaimana juga laki-laki tidak suka terhadap perempuan yang mengedepankan sifat kelaki-lakian… segala sesuatu ada batas ma’kulnya. Jika melampaui batas sewajarnya, yang terjadi adalah dampak negatif.

Tidak ada seorang istri yang “sempurna”. Dan memang ada berbedaan cara penilaian dan cara pandang antara laki-laki satu dengan laki-laki lain. Namun ada kaidah umum yang disepakati oleh samua. Yaitu menolak sikap bohong, penipu, sebagaimana yang disebutkan sebelumnya.”

Semoga tulisan ini menambah informasi dan pengalaman buat para istri dan calon istri. Dan tentunya bermanfaat bagi laki-laki, sehingga para suami mampu bermuasyarah atau berhubungan dengan istri-istrinya dengan cara makruf, sebagaimana yang digariskan dalam Al qur’an. Allah swt berfirman:

“Dan bergaullah dengan mereka (istri-istrimu) secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” Al Nisa’:19

Dan karena perempuan “syaqaiqur rijal” saudara kembar laki-laki, yang seharusnya saling mengisi dan menyempurnakan, untuk membangun “baiti jannati” sehingga keduanya mampu bersinergi untuk mewujudkan citanya itu dalam pengembaraan kehidupan ini. Allahu a’lam